Bripka Joko sudah 5 tahun menjadi ketua kuburan di sekitar tempat tinggalnya, artinya ia bertanggungjawab untuk mengelola lahan kuburan hingga menggaji tim penggali kubur yang membantu dirinya. Ia mengelola tanah kuburan milik Pemerintah Samarinda dan juga mewakafkan tanah warisan untuk dijadikan pemakaman warga setempat.
“Tanah wakaf itu warisan almarhum bapak, jadikan daripada anu kan, buat amal almarhum, jadi saya wakafkan juga yang tanah pribadi saya loh. Kalau yang ini cuma dibantukan kelola saja… tanah pemerintah, sebelum saya jadi ketua kuburan, sudah ada kuburan itu,” ujar Bripka Joko.
Lebih lanjut, ia menggratiskan jasa menggali kubur untuk warga yang meninggal dari keluarga kurang mampu. Meski gratis, tapi ia tak tega jika tidak membayar orang-orang yang membantunya menggali kubur. Alhasil, ia harus merogoh kocek sendiri untuk menggaji timnya tersebut.
“Kalau untuk warga nggak mampu pasti saya gratiskan, tapi tetap saya keluarkan uang saya pribadi untuk gaji.. ya namanya saya kerjakan orang di sana, kan saya ketuanya di situ. Jadi saya harus gaji anggota di sana. Tapi kalau yang orang mampu. Kadang-kadang ngasih macam-macam, ada yang ngasih Rp 300, Rp 500, Rp 800, paling banyak sejuta di situ. Tapi kalau orang nggak mampu pure gratis,” jelas Bripka Joko.
Namun, Bripka Joko tak pernah mempermasalahkan jika dirinya harus memakai uang pribadinya untuk membantu orang yang sedang berduka. Meskipun Bripka Joko seorang anggota Polri, tapi ia tak mau kacang lupa sama kulitnya.
“Saya bisa hidup sampai sekarang jadi polisi dapat uangnya dulu dari gali kubur, nggak mau kacang lupa kulitnya lah, dulu kan dapat uang rejeki lebih dari SMP dapat uang banyak agak lumayan. Kalau sekarang malah rugi setiap bulan, kalau hitungan dunia rugi saya kan, hadiahnya surga bukan kipas angin, makannya saya kerjain sampe sekarang,” terang Bripka Joko.
Bripka Joko pun berharap dapat tanah wakaf untuk memperluas lahan kuburan yang bisa dipakai oleh warga setempat. Ia rela menolak hadiah sekolah perwira dari Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, asal dapat wakaf tanah untuk kuburan.
“Harapan mulai dulu sampai sekarang masih mohon izin bukan maksud saya pamer dan lain-lain. Saya 2014 dapat penghargaan saya tolak, saya berharap dapat tanah wakaf kuburan, 2023 dapat penghargaan dari wali kota saya tolak, saya berharap dapat tanah wakaf. 2024 didatengi Kapolri, disuruh sekolah saya mintanya tanah wakaf untuk warga sekitar. Nggak ada untuk saya pribadi, nggak ada,” ucap Bripka Joko.