Desa Banyumulek, NTB – Kabupaten Lombok Barat kembali harus menghadapi bencana alam. Kali ini, banjir besar melanda tiga dusun sekaligus, yaitu Dusun Banyumulek Barat, Karang Pande, dan Pengodongan. Genangan air yang tinggi memaksa ratusan Kepala Keluarga (KK) untuk meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Situasi darurat ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah desa dan pihak terkait untuk segera melakukan penanganan.
Sekretaris Desa Banyumulek, Mansur, menyampaikan bahwa pemerintah desa langsung bergerak cepat untuk merespons bencana banjir ini. “Kami terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi lainnya untuk memastikan penanganan yang efektif. Warga juga diminta untuk segera mengungsi ke lokasi yang lebih aman demi keselamatan mereka,” ujar Mansur. Senin’ 10 Februari 2025
Sebagai bentuk tanggap darurat, pemerintah desa telah menyiapkan sejumlah bantuan untuk para korban, termasuk makanan siap saji, tenda pengungsian, serta kebutuhan dasar seperti selimut dan perlengkapan kebersihan. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban warga yang kini kehilangan tempat tinggal akibat bencana banjir.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Banyumulek menekankan bahwa upaya penanganan tidak hanya berfokus pada kebutuhan darurat, tetapi juga harus mencakup solusi jangka panjang. “Penanganan awal memang penting, namun pemerintah juga perlu merancang langkah konkret untuk pemulihan pasca-banjir. Termasuk mencari bantuan tambahan dari pihak pemerintah daerah atau pusat untuk mendukung masyarakat membangun kembali kehidupan mereka,” tegasnya.
Banjir kali ini diperkirakan terjadi akibat curah hujan yang sangat tinggi selama beberapa hari terakhir, ditambah dengan saluran drainase yang belum memadai di sejumlah titik. Kondisi tersebut menyebabkan air meluap dan menggenangi kawasan permukiman warga.
Proses evakuasi hingga kini terus dilakukan oleh aparat desa bersama tim relawan dan warga setempat. Beberapa posko darurat telah didirikan untuk menampung para pengungsi. Meski demikian, upaya tanggap darurat menghadapi sejumlah kendala, seperti keterbatasan fasilitas di posko pengungsian dan cuaca yang masih belum bersahabat.
Para warga yang terdampak juga mulai mengungkapkan kekhawatiran atas kerugian yang dialami, terutama terkait barang-barang berharga dan kondisi rumah yang terendam air. Saat ini, aktivitas ekonomi mereka pun terhenti, sehingga memperburuk situasi.
Banjir yang kembali melanda Desa Banyumulek menjadi momen refleksi bagi pemerintah dan masyarakat setempat. Kolaborasi erat antara pemerintah desa, relawan, organisasi kemanusiaan, serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses penanganan dan pemulihan.