Lombok Barat – Kinerja pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kuripan Selatan yang dinilai kurang profesional. Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sahabudi mengungkapkan kekecewaannya terhadap pengelolaan BUMDes yang dinilai tidak optimal. Hal ini menyebabkan pendapatan BUMDes pada tahun 2024 hanya mencapai angka yang sangat kecil, yaitu sekitar Rp. 600 ribuan saja.
Angka tersebut menjadi tamparan keras bagi BUMDes Desa Kuripan Selatan, mengingat BUMDes sejatinya merupakan salah satu roda penggerak ekonomi desa yang bertujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD) sekaligus kesejahteraan masyarakat. Sayangnya, program ini tampak belum berjalan maksimal di desa tersebut.
” Dengan banyak potensi desa, kalau hanya mendapatkan keuntungan 600 ribuan, sangat miris kemampuan pengelolaan BUMDes “terangya.
Menurut anggota BPD, minimnya pendapatan BUMDes ini diduga kuat akibat kurangnya profesionalisme pengurus dalam mengelola aset desa. Optimalisasi aset desa yang seharusnya menjadi prioritas dalam pengelolaan BUMDes justru tidak terlaksana dengan baik. Banyak peluang ekonomi lokal yang berpotensi mendatangkan keuntungan besar tampak terabaikan akibat pengelolaan yang tidak terarah.
“Kita semua tahu kalau aset desa ini dimanfaatkan dengan baik, BUMDes bisa memberikan kontribusi signifikan bagi PAD. Namun kenyataannya, potensi ini tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Akibatnya, hasil yang didapatkan sangat kecil sekali ” Tambah Sahabudi.
Ia juga menyoroti kurangnya inovasi dan strategi yang diterapkan oleh pengurus BUMDes dalam mendorong usaha-usaha lokal. Pengurus BUMDes dinilai kurang memiliki visi pembangunan ekonomi yang jelas, sehingga kegiatan BUMDes lebih terkesan stagnan dan tidak berkembang.
Profesionalisme menjadi faktor kunci dalam pengelolaan BUMDes yang kredibel dan berdaya saing. Dibutuhkan komitmen, keahlian, serta manajemen yang baik dari para pengurus demi mengoptimalkan potensi desa. Pengelolaan aset desa yang maksimal tidak hanya akan meningkatkan pendapatan BUMDes, tetapi juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal.
Sebagai contoh, aset desa seperti lahan pertanian, infrastruktur gedung Sorga bisa di manfaatkan dengan maksimal maka jauh hasilnya akan lebih besar dari pendapatan yang sekarang dan beberapa sumber strategi lainnya bisa dikembangkan menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan. Namun, tanpa adanya perencanaan yang matang dan pengelolaan yang benar, peluang ini hanya akan menjadi potensi yang tak tergarap.
” Saya mewakili BPD berharap kepada Kepala Desa untuk pengurus BUMDes periode berikutnya lebih melibatkan adik-adik muda kita yang lebih kompeten, profesional mempunyai pemahaman dalam mengelola BUMDes, apalagi dengan banyak potensi kita miliki akan mendongkrak PADes kita kedepan ” Pungkas Budi panggilan akrabnya. (red)