Binkam

Tragedi Keluarga: Remaja di Desa Jala Kecamatan Hu’u Nyaris Tewas Setelah Minum Deterjen

×

Tragedi Keluarga: Remaja di Desa Jala Kecamatan Hu’u Nyaris Tewas Setelah Minum Deterjen

Sebarkan artikel ini

Duka akibat insiden bunuh diri di Desa Daha, Kecamatan Hu’u, belum sepenuhnya reda. Kini, kejadian serupa kembali mengguncang warga Desa Jala. Seorang remaja berinisial IHT (17) nekat mencoba mengakhiri hidupnya dengan menenggak cairan deterjen Daia pada Minggu (16/2/2025) pukul 19.43 WITA.

Kapolsek Hu’u, IPDA Samsul Rizal, melalui Kasi Humas Polres Dompu AKBP Zuharis SH, menjelaskan bahwa kejadian ini bermula dari konflik keluarga terkait hak waris rumah.

“Berdasarkan keterangan saksi, Srimanti, yang merupakan saudari tiri korban, insiden terjadi setelah korban mendengar percakapan telepon antara bibinya, Suharti, dan saudarinya, Fani,” ujar IPDA Samsul Rizal.

Dalam percakapan tersebut, kata dia, Fani menyatakan keberatan atas kepemilikan sertifikat rumah yang tercatat atas nama korban.Merasa terpukul dan tersisihkan, korban pulang dalam keadaan emosional.

Setibanya di rumah, ia melarutkan deterjen Daia dalam segelas air dan meminumnya. Tak lama setelah itu, tubuhnya melemah saat berjalan menuju kamar. “Korban sempat memanggil Srimanti, namun sebelum sempat berbicara, ia ambruk ke lantai,” jelasnya.

Srimanti yang panik segera berteriak meminta bantuan. Warga sekitar berdatangan dan segera mengevakuasi korban menggunakan mobil pickup ke Puskesmas Rasa Bou.

“Tim medis bertindak cepat dengan memberikan susu Ultra untuk menetralisir racun, sehingga korban dapat memuntahkannya. Berkat pertolongan cepat, nyawa korban berhasil diselamatkan,” kata Kapolsek.

Menerima laporan kejadian, Kapolsek Hu’u IPDA Samsul Rizal segera memerintahkan Ka SPKT III Polsek Hu’u, BRIPKA Najamudin SH, beserta anggota piket untuk mendatangi lokasi, mengamankan barang bukti berupa satu gelas dan dua bungkus deterjen Daia, serta berkoordinasi dengan tim medis.

Kapolsek Hu’u juga mengimbau masyarakat agar lebih peka terhadap kondisi emosional anggota keluarga dan lingkungan sekitar. “Kami berharap masyarakat dapat lebih terbuka dalam berkomunikasi dan mencari solusi atas permasalahan yang ada, terutama dalam keluarga. Jika ada anggota keluarga yang terlihat mengalami tekanan atau depresi, segera beri dukungan dan ajak bicara. Jangan ragu untuk meminta bantuan kepada pihak yang lebih berkompeten, baik itu tenaga medis, tokoh masyarakat, maupun pihak kepolisian,” ujarnya.

Ia juga menegaskan pentingnya penyelesaian konflik dengan cara yang bijak dan kekeluargaan agar tidak berujung pada tindakan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

“Saat ini, korban masih dalam perawatan di Puskesmas Rasa Bou. Pihak keluarga telah menerima kejadian ini sebagai musibah dan memilih untuk tidak memperpanjang masalah,” tambahnya.