“Kami koordinasi sama Bapak Kapolres apakah diperkenankan, kan kita ada fasilitas umum di ruang pelayanan masyarakat, kan masyarakat kadang ada membawa anaknya, mereka memohon untuk bikin SIM, atau membuat SKCK atau dia melapor, itu satu atap, jadi satu tempat ada ruangan tersendiri jadi situ lengkap pelayanan semuanya, jadi ada loket-loketnya,” jelas AKP Sutargo.
Ia kemudian diizinkan oleh Kapolres untuk menggunakan ruangan kosong sebagai pojok edukasi narkoba. AKP Sutargo juga berkomunikasi dengan BNN untuk membuat replika jenis-jenis narkoba untuk ditampilkan di pojok edukasi itu. Butuh waktu sekitar 6 bulan hingga pojok edukasi ini berdiri.
“Kalau di berita itu sulit mendapatkan (pengetahuan jenis-jenis narkoba), ini kita berusaha memberikan pemahaman itu, kebetulan dibolehkan, kemudian kita buatlah museum tadi, isinya tentang bentuk-bentuk, jenis-jenis narkoba dalam bentuk replika, jadi bukan asli. Replika sendiri kita juga memohon BNN, jadi ada logo resmi dikeluarkan oleh mereka, kita minta izin ternyata dapat,” terang AKP Sutargo.
“Kemudian ada juga yang kita buat mobile, misalnya nanti sekolah nanti perlu penyuluhan atau apa, jadi siapa yang berangkat ke sana, nggak mesti dari kami, mungkin dari Binmas atau dari Polsek itu kita pinjamin itu, tapi isinya sama dengan yang kita pasang di museum tadi. Bentuknya box, ringan paling 3 kg jadi pakai sepeda motor pun bisa,” tambah AKP Sutargo.
Upaya Selamatkan Anak Muda dari Bahaya Narkoba
AKP Sutargo mengatakan pojok edukasi yang dibuat ini belum berdampak signifikan. Namun, kata dia, upaya harus terus dilakukan agar anak yang masih bersih tidap terpapar narkoba.
“Sebarnya sifatnya sih kalau hasil nomor sekian sih, tujuan utama berperan menyelamatkan yang masih selamat, kalau si pengguna nanti di bidang kami di Gakkum dan BNNK, yang kita ingin selamatkan yang belum tahu sama sekali, dia cukup tahu wawasan dan dia lebih kuat menghindari,” ujar AKP Sutargo.
Selain itu, Polres HSU juga mengajak siswa untuk menjadi duta anti-narkoba. Dia menyebut ada sekitar 50 siswa yang dijadikan duta sehingga bisa menyebarkan pengetahuan kepada teman-temannya di sekolah.
“Kalau di Binmas Porlres ada sekitar 50-an itu tergabung dari berbagai macam sekolah menengah tingkat atas, ada MAN, SMK, SMA, itu mereka digabung dalam Saka Bhayangkara, kita libatin, jadi mereka ini kita jadikan duta anti-narkoba. Mereka membantu kita, karena kalau kami keliling untuk melaksanakan kegiatan, di samping nggak ada anggaran, kami juga nggak akan cukup, karena kami penegakan hukum, kita sekaligus membantu Satbinmas untuk penyuluhan itu,” tutur AKP Sutargo.