plbnews.web.id – Menikah adalah salah satu momen paling penting dalam kehidupan seseorang. Namun, di balik kebahagiaan yang datang, ada banyak tantangan yang harus dihadapi, termasuk tekanan batin dan sosial. Banyak pasangan yang merasa terbebani dengan ekspektasi orang lain, baik itu keluarga, teman, maupun masyarakat sekitar.
Tekanan ini bisa datang dalam berbagai bentuk: mulai dari pertanyaan tentang kehidupan pribadi, hingga standar yang dianggap “ideal” dalam pernikahan.
Namun, salah satu kunci untuk menjaga keharmonisan rumah tangga adalah dengan tidak terlalu memikirkan pendapat orang lain.
Menghadapi Tekanan Batin dan Sosial dalam Pernikahan
Tekanan sosial dan batin sering kali datang begitu saja dalam perjalanan hidup berumah tangga. Tak jarang, pasangan yang baru menikah merasa cemas dengan berbagai ekspektasi yang seakan datang dari berbagai arah.
Mulai dari orang tua yang ingin melihat cucu segera, hingga teman-teman yang tak henti-hentinya memberikan saran atau kritik mengenai kehidupan pernikahan mereka.
Meski sering kali datang dengan niat baik, tekanan ini bisa memengaruhi kesehatan mental dan emosional pasangan.
1. Memahami Sumber Tekanan Sosial
Tekanan sosial adalah salah satu faktor yang paling sering menyebabkan ketegangan dalam pernikahan. Ketika pasangan menikah, mereka sering kali menjadi sasaran ekspektasi dan pandangan orang-orang sekitar. Misalnya, setelah menikah, banyak pasangan yang dihadapkan pada pertanyaan seputar kehamilan.
Masyarakat sering kali menganggap bahwa setelah menikah, seorang wanita harus segera hamil, dan jika hal itu tidak terjadi, bisa muncul pandangan negatif.
Selain itu, ada juga standar sosial lainnya, seperti ukuran rumah yang harus besar, jumlah kendaraan, atau gaya hidup yang harus mengikuti tren tertentu.
Semua hal ini bisa menambah tekanan bagi pasangan yang baru menikah.
Meskipun tidak semua tekanan tersebut dimaksudkan untuk membuat pasangan merasa buruk, namun bisa berpengaruh pada persepsi mereka tentang pernikahan itu sendiri.
2. Mengelola Ekspektasi Diri Sendiri
Sering kali, tekanan batin muncul bukan hanya dari orang lain, tetapi juga dari dalam diri kita sendiri. Banyak orang yang merasa bahwa mereka harus memenuhi standar tertentu agar pernikahan mereka bisa disebut sukses atau bahagia.
Dalam proses ini, mereka lupa bahwa setiap pasangan memiliki perjalanan yang unik dan berbeda. Membandingkan kehidupan pernikahan dengan pasangan lain yang tampaknya “sempurna” di media sosial bisa menyebabkan perasaan tidak cukup baik.