Flores Timur, NTT – Pada Sabtu, 16 November 2024, Tim Psikologi dari SSDM Polri, Polda NTT, dan Polwan Polda NTT menggelar kegiatan trauma healing bagi anak-anak yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi di Kabupaten Flores Timur.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dukungan psikologis dan mengurangi stres yang dialami oleh anak-anak akibat bencana alam tersebut.
Dua lokasi dipilih untuk kegiatan ini, yakni di Halaman SDI Wedang Desa Ile Gerong dan di Halaman Gereja Desa Bokang, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur.
Mengurangi Dampak Psikologis Bencana Alam
Pukul 10.00 Wita, kegiatan trauma healing dimulai di Halaman SDI Wedang, Desa Ile Gerong. Lebih dari seratus anak-anak hadir untuk mengikuti berbagai kegiatan yang disiapkan oleh Tim Psikologi SSDM Polri. Kombespol Yenny Rosmalawati Dewi, S.I.K., M.I.K., Psikolog Kepolisian Madya Tingkat III SSDM Polri, memimpin tim yang terdiri dari tujuh personel.
Mereka mengajak anak-anak bermain, bernyanyi, serta berinteraksi langsung untuk meredakan ketegangan dan stres pasca-bencana.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada anak-anak yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi. Anak-anak sering kali kesulitan mengungkapkan perasaan mereka, sehingga pendekatan melalui permainan dan aktivitas interaktif sangat efektif untuk meredakan ketegangan emosional mereka,” ujar Kombespol Yenny Rosmalawati Dewi.
Kegiatan di Lokasi Kedua
Setelah kegiatan di Desa Ile Gerong, tim melanjutkan trauma healing di halaman Gereja Desa Bokang pada pukul 12.45 Wita. Kegiatan ini juga diikuti oleh lebih dari seratus anak-anak, termasuk balita berusia sekitar 2 hingga 5 tahun.
Tim Psikologi Biro SDM Polda NTT yang dipimpin oleh Kompol Dwi Chrismawan, M.Si., M.Psi., Psikolog, turut berperan penting dalam acara ini. Selain itu, dukungan diberikan oleh Polwan Dit Samapta Polda NTT yang dipimpin oleh Aipda Ana Herewila, serta Polwan Polres Flores Timur yang dipimpin oleh Aipda Yustina Benga Keraf.
Terapi Melalui Permainan dan Kegiatan Interaktif
Dalam kegiatan ini, anak-anak diajak bermain, bernyanyi, serta mengikuti sesi tanya jawab berupa kuis-kuis ringan. Setiap anak yang berhasil menjawab dengan baik mendapatkan hadiah berupa biskuit dan susu.
Suasana penuh keceriaan terlihat jelas dalam wajah anak-anak yang antusias berpartisipasi. Hal ini menjadi salah satu indikator keberhasilan kegiatan trauma healing yang diadakan.
Menurut Kompol Dwi Chrismawan, kegiatan ini sangat penting untuk mendukung proses pemulihan mental anak-anak setelah mereka mengalami bencana alam.
“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk memberikan rasa aman dan mengurangi kecemasan yang mereka rasakan,” jelasnya.
Dampak Positif Trauma Healing
Kegiatan trauma healing ini bukan hanya memberikan hiburan sementara, tetapi juga berperan dalam membantu anak-anak untuk mengatasi trauma mereka. Setelah terpapar bencana besar, anak-anak sering kali merasa cemas dan takut, terutama bila mereka tidak dapat mengekspresikan perasaan mereka dengan jelas.
Dengan adanya terapi psikologis yang berbasis pada permainan dan interaksi positif, anak-anak diharapkan bisa lebih terbuka dalam mengungkapkan perasaan mereka.
Pihak Kepolisian bersama instansi terkait berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi pemulihan mental anak-anak. Trauma healing menjadi salah satu cara efektif untuk mengurangi dampak emosional yang ditinggalkan oleh bencana alam.
Diharapkan, anak-anak dapat kembali melanjutkan aktivitas mereka dengan rasa aman, nyaman, dan penuh harapan akan masa depan yang lebih cerah.
Lanjutan Kegiatan Trauma Healing
Pada hari Minggu, 17 November 2024, kegiatan trauma healing ini akan dilanjutkan di lokasi yang sama. Hal ini bertujuan untuk menjangkau lebih banyak anak-anak yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi serta memberikan dukungan psikologis yang lebih mendalam.
Semoga melalui kegiatan ini, anak-anak di Flores Timur dapat segera pulih dari trauma dan kembali menjalani kehidupan mereka dengan penuh semangat dan harapan.