Jakarta, Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin, mengajak para dokter spesialis jantung di Indonesia untuk terus meningkatkan kompetensi dalam menghadapi perkembangan teknologi medis. Ajakan tersebut disampaikan Menkes Budi saat memberikan sambutan pada Indonesia International Cardiovascular Summit (IICS) 2024, yang digelar oleh RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Senin (18/11/2024).
Dalam pidatonya, Menkes Budi menekankan pentingnya adaptasi para tenaga medis terhadap perkembangan terbaru di bidang kesehatan, termasuk optimalisasi pemanfaatan alat-alat kesehatan modern. “Saya minta dokter-dokter spesialis jantung kompetensinya makin lama makin tinggi. Satu alat kesehatan sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis penyakit,” ungkap Menkes Budi.
Teknologi dan Inovasi: Tantangan dan Peluang bagi Dokter Jantung
Menkes Budi mencontohkan pemanfaatan alat ultrasonografi (USG) yang lazim digunakan dalam skrining kehamilan, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk deteksi dini penyakit seperti kanker payudara. Ia menekankan perlunya tenaga medis untuk menguasai berbagai fungsi alat kesehatan tersebut, serta memperdalam pengetahuan mengenai penggunaannya untuk prosedur yang lebih luas.
“Undanglah para ahli dunia untuk mengajarkan prosedur baru dengan alat yang sama, atau memperkenalkan alat baru yang bisa kita pakai untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. IICS selanjutnya harus lebih banyak mendatangkan pakar internasional,” ujar Menkes Budi.
Simposium IICS 2024 menghadirkan pembicara internasional dari Korea, Jepang, China, Hongkong, dan India, yang berbagi ilmu dan teknologi terkini. Salah satu agenda unggulan adalah live demonstration prosedur medis yang disiarkan langsung ke jejaring kardiovaskular nasional.
Peran Simposium dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan
Direktur Utama RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, dr. Iwan Dakota, SpJP(K), menjelaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari upaya untuk menjawab arahan Menkes Budi pada 2022 mengenai perlunya simposium berskala internasional. Dengan menghadirkan pakar global, para tenaga medis Indonesia dapat mengakses pengetahuan terbaru dan meningkatkan kualitas layanan.
“Peserta datang tidak hanya memberikan kuliah, tetapi juga memberikan live demonstration yang dapat dilihat oleh para peserta di RSJPD Harapan Kita dan disebarkan ke jejaring kardiovaskular di Indonesia,” jelas dr. Iwan.
Simposium ini membahas berbagai topik penting, seperti intervensi struktural, pengobatan aterosklerosis (ASCVD), operasi jantung anak, hingga teknologi operasi jantung robotik. Agenda ini sejalan dengan visi untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular, yang mencapai 550 ribu jiwa per tahun di Indonesia.
Kolaborasi Internasional untuk Kesehatan Nasional
Menkes Budi berharap, melalui kolaborasi internasional yang terjalin di IICS, Indonesia dapat mempercepat pengembangan sektor kesehatan. Ia menegaskan, peningkatan keterampilan dan pengetahuan para dokter akan berdampak langsung pada pelayanan kesehatan masyarakat.