plbnews.web.id – Masa remaja adalah fase yang penuh dengan perubahan besar dalam kehidupan seseorang. Pada usia ini, remaja mulai mengalami perubahan fisik, psikologis, dan sosial yang dapat mempengaruhi cara mereka merasakan dan mengekspresikan emosi.
Emosi yang tidak stabil atau labil menjadi hal yang sangat umum di kalangan remaja. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari perubahan hormon, pencarian identitas diri, hingga tekanan sosial dan akademik.
Namun, mengelola emosi adalah keterampilan yang sangat penting agar remaja dapat tumbuh menjadi individu yang lebih sehat secara mental.
Lalu, bagaimana cara mengelola emosi remaja yang masih labil? Berikut ini beberapa tips dari psikolog yang dapat membantu remaja, orang tua, dan pendidik dalam menangani permasalahan emosi yang sering muncul pada masa ini.
1. Kenali dan Terima Perubahan Emosional
Langkah pertama dalam mengelola emosi adalah dengan mengenali dan menerima bahwa perubahan emosi adalah bagian alami dari proses tumbuh kembang. Di usia remaja, emosi bisa naik turun dengan cepat, dari kebahagiaan, kemarahan, hingga rasa cemas atau kesedihan yang mendalam.
Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi di tubuh, yang mempengaruhi cara otak memproses emosi.
Penting untuk mengingatkan remaja bahwa perasaan-perasaan ini wajar dan sementara. Mengakui bahwa mereka merasa marah, cemas, atau bahkan kecewa, adalah langkah pertama untuk memahami dan mengelola emosi tersebut.
Alih-alih menekan atau menghindari perasaan tersebut, remaja perlu belajar untuk menghadapinya dengan cara yang sehat.
2. Latih Keterampilan Mindfulness atau Kesadaran Diri
Mindfulness atau kesadaran diri adalah salah satu cara efektif untuk membantu remaja mengelola emosi. Dengan mindfulness, remaja belajar untuk lebih sadar dan fokus pada perasaan mereka saat ini tanpa menghakimi atau merasa terjebak di dalamnya.
Teknik ini membantu mereka untuk berhenti sejenak, mengambil napas dalam-dalam, dan mengenali perasaan yang sedang dialami tanpa langsung bereaksi.
Misalnya, ketika merasa marah, remaja dapat mencoba untuk menarik napas dalam-dalam dan memperhatikan bagaimana tubuh mereka merespon perasaan tersebut. Apakah napas mereka lebih cepat?
Apakah tubuh terasa tegang? Dengan latihan mindfulness, mereka bisa belajar untuk memberi jarak antara perasaan dan reaksi mereka, sehingga lebih mudah untuk merespons secara bijaksana.
3. Membangun Keterampilan Komunikasi yang Sehat
Salah satu alasan mengapa remaja sering mengalami emosi yang labil adalah karena mereka belum sepenuhnya mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik. Ketika merasa bingung, marah, atau cemas, remaja sering kali memilih untuk diam atau malah meledak dengan cara yang kurang tepat.