plbnews.web.id – Peran ayah dalam kehidupan anak bukan hanya sekadar hadir secara fisik, tetapi juga secara emosional. Di balik tugas sehari-hari yang sering menyita waktu, ayah memiliki peran besar dalam membentuk perkembangan jiwa anak.
Namun, beberapa perilaku dan sikap tertentu tanpa disadari dapat berdampak buruk pada kesehatan mental mereka. Untuk mencegah hal tersebut, penting untuk mengetahui apa saja hal yang dapat mengganggu perkembangan jiwa anak dan bagaimana cara mengatasinya.
1. Perilaku Abusive
Salah satu hal paling merusak bagi perkembangan jiwa anak adalah perilaku abusive. Tindakan ini tidak hanya terbatas pada kekerasan fisik, tetapi juga verbal, emosional, atau bahkan finansial. Anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kekerasan sering kali mengalami trauma yang mendalam. Mereka mungkin merasa tidak aman, kurang percaya diri, bahkan mengalami gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.
Dampaknya pada Anak:
- Anak menjadi sulit mempercayai orang lain.
- Kecenderungan untuk mengulangi pola kekerasan di masa depan.
- Gangguan emosional yang dapat bertahan hingga dewasa.
Untuk menghindari ini, ayah perlu mengevaluasi pola asuh yang diterapkan. Sebisa mungkin, hindari tindakan yang melibatkan kekerasan dalam bentuk apa pun. Jika merasa kesulitan mengendalikan emosi, ada baiknya mencari bantuan profesional seperti konselor atau terapis.
2. Meremehkan Anak
Kritik yang berlebihan atau kebiasaan meremehkan anak, meskipun tanpa niat buruk, dapat meninggalkan luka mendalam. Kata-kata seperti “Kamu tidak pernah benar” atau “Kenapa tidak bisa seperti orang lain?” mungkin terdengar sepele, tetapi dampaknya besar bagi psikologis anak.
Akibatnya, anak bisa:
- Mengembangkan rasa rendah diri.
- Sulit percaya pada kemampuannya sendiri.
- Cenderung menarik diri dari lingkungan sosial.
Sebaliknya, ayah bisa mulai membangun kepercayaan diri anak dengan memberikan pujian yang tulus dan membimbing mereka untuk belajar dari kesalahan. Fokus pada hal-hal positif yang dilakukan anak, meskipun kecil, akan membuat mereka merasa dihargai.
3. Kurangnya Perhatian dan Keterlibatan Ayah
Di era modern ini, kesibukan sering kali menjadi alasan mengapa ayah sulit terlibat aktif dalam kehidupan anak. Padahal, keterlibatan seorang ayah sangat penting untuk perkembangan jiwa anak. Kurangnya perhatian dapat membuat anak merasa diabaikan dan kehilangan figur panutan yang seharusnya menjadi tempat bersandar.
Tanda-Tanda Anak Kehilangan Keterlibatan Ayah:
- Anak menjadi lebih tertutup.
- Mencari perhatian dari luar, yang kadang berujung pada perilaku negatif.
- Kurangnya rasa percaya diri karena tidak mendapatkan dukungan emosional.
Untuk mengatasinya, luangkan waktu berkualitas bersama anak, meskipun sebentar. Misalnya, dengan berbicara santai sebelum tidur, menemani belajar, atau sekadar bermain bersama. Keterlibatan kecil ini mampu menciptakan koneksi emosional yang kuat.
4. Tidak Menjalin Komunikasi yang Baik
Komunikasi adalah kunci dalam hubungan orang tua dan anak. Tanpa komunikasi yang baik, anak bisa merasa tidak didengar atau tidak dianggap penting. Misalnya, ketika anak ingin menceritakan masalahnya tetapi ayah terlalu sibuk untuk mendengarkan, anak akan cenderung menutup diri.