Jakarta, Kantor Imigrasi Kelas II Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Atambua di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur, baru-baru ini menggelar operasi gabungan untuk memperkuat pengawasan terhadap orang asing di wilayah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Operasi ini melibatkan berbagai instansi terkait untuk memastikan pengamanan maksimal di sepanjang perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste (RDTL).
Menurut keterangan resmi yang disampaikan oleh Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Kantor Imigrasi Atambua, Reza Riansyah Abdullah, operasi ini dilaksanakan pada Rabu, 20 November 2024.
“Operasi gabungan ini melibatkan berbagai instansi, mulai dari Satgas Pamtas RI-RDTL, Kepolisian BNPP, Karantina Kesehatan, Bea Cukai, Brimob, BAIS, hingga badan Intelijen. Semua pihak bersinergi untuk meningkatkan pengawasan di perbatasan,” ujar Reza dalam pernyataannya.
Tujuan Operasi Gabungan: Pengawasan Keimigrasian di Jalur Terbuka Perbatasan
Operasi gabungan ini bertujuan untuk memperkuat pengawasan terhadap jalur perbatasan yang terbuka, di mana terdapat dugaan jalur perlintasan ilegal yang sering digunakan oleh warga negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) untuk masuk ke Indonesia tanpa dokumen resmi.
Mengingat kondisi geografis wilayah tersebut yang rawan, pengawasan ketat diharapkan dapat mencegah potensi penyelundupan atau pelanggaran hukum lainnya.
Kepala Sub Seksi Intelijen Keimigrasian, Silvester Donna Making, yang memimpin langsung operasi tersebut, menjelaskan bahwa mereka melakukan pemantauan dan penelusuran di sejumlah jalur yang kerap digunakan untuk perlintasan ilegal.
“Kami menemukan jalur utama di dekat patok batas RI-RDTL, meskipun saat itu tidak ditemukan pelintas ilegal,” kata Silvester.
Sinergi Antar Instansi dalam Pengawasan Perbatasan
Selama operasi gabungan, Tim Imigrasi bersama instansi terkait lainnya bekerja sama untuk memetakan potensi pelanggaran yang dapat terjadi di wilayah perbatasan tersebut.
Selain itu, operasi ini juga menjadi sarana untuk memperkuat sinergi antar lembaga, terutama dalam menjaga keamanan perbatasan.
“Operasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa tidak ada pelintas ilegal yang masuk melalui jalur yang tidak resmi. Ini juga memperkuat koordinasi antar instansi dalam menjaga stabilitas di kawasan perbatasan,” tambah Silvester.
Lebih lanjut, Silvester mengungkapkan bahwa meskipun tidak ada pelintas ilegal yang ditemukan pada hari tersebut, hasil operasi tetap memberikan gambaran yang jelas mengenai potensi kerawanan yang perlu diawasi lebih lanjut.