plbnews.web.id – Ada sebuah fenomena yang mulai banyak menarik perhatian, yaitu JOMO (Joy of Missing Out). Fenomena ini muncul sebagai respons terhadap FOMO (Fear of Missing Out), yang menggambarkan kecemasan seseorang saat merasa ketinggalan informasi atau pengalaman sosial.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan JOMO, dan mengapa kini tren ini makin diminati, terutama oleh kalangan muda?
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang JOMO, asal-usulnya, serta bagaimana gaya hidup ini bisa membawa dampak positif bagi kesehatan mental dan kesejahteraan.
Apa Itu JOMO?
JOMO adalah kebalikan dari FOMO, yaitu kebahagiaan atau kepuasan yang didapat dengan memilih untuk tidak terlibat dalam kegiatan sosial yang memaksa.
Jika FOMO menggambarkan rasa cemas karena merasa ketinggalan sesuatu yang seru atau penting, JOMO justru merayakan ketenangan dan kebebasan dari tekanan sosial.
Tren JOMO sering kali dikaitkan dengan keputusan sadar untuk mematikan perangkat digital, menghindari media sosial, atau lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan aktivitas yang lebih tenang dan introspektif, seperti membaca buku, berjalan-jalan di alam, atau hanya menikmati waktu seorang diri tanpa gangguan.
Asal Usul JOMO
Konsep JOMO bukanlah hal baru. Sebelumnya, istilah ini mulai dikenal pada akhir 2010-an, saat semakin banyak orang merasa kewalahan dengan gaya hidup yang serba cepat dan selalu terhubung.
Di era digital, hampir semua orang berusaha selalu terlibat dalam dunia maya, entah itu untuk mengikuti tren, mendapatkan informasi terbaru, atau sekadar bersosialisasi secara virtual.
Namun, terlalu banyak informasi dan interaksi digital ini justru memicu perasaan lelah dan stres, yang berujung pada pencarian cara untuk melepaskan diri.
Inilah yang memunculkan JOMO. Gaya hidup ini menjadi semacam pelarian bagi mereka yang ingin menikmati hidup dengan cara yang lebih santai, fokus pada kualitas hidup, bukan kuantitas pengalaman.
Mengapa JOMO Makin Diminati?
Ada beberapa alasan mengapa tren JOMO semakin banyak diminati oleh generasi muda, terutama di tengah dunia yang serba cepat dan digital ini. Berikut beberapa faktor utama yang mendorong semakin populernya JOMO:
1. Kelelahan Digital
Bertahun-tahun terhubung dengan perangkat digital dan media sosial dapat menyebabkan kelelahan digital, di mana seseorang merasa tertekan oleh terlalu banyaknya notifikasi, pesan, dan konten yang terus-menerus mengalir. Dalam kondisi ini, JOMO menjadi pelarian yang menawarkan kebebasan dari segala hal yang berbau digital dan sosial.
2. Pencarian Keseimbangan Hidup
Makin banyak orang yang menyadari pentingnya keseimbangan hidup, di mana waktu untuk diri sendiri, keluarga, dan kegiatan yang memberi kedamaian batin menjadi hal yang sangat dihargai. JOMO memberi ruang untuk melakukannya, tanpa merasa perlu untuk ikut serta dalam setiap pertemuan atau acara sosial yang mengharuskan hadir secara fisik maupun virtual.
3. Fokus pada Kesehatan Mental
Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap kesehatan mental semakin meningkat. Banyak orang mulai mengerti pentingnya menjaga kesehatan mental dengan cara mengurangi tekanan sosial dan digital. JOMO hadir sebagai solusi untuk memberikan ruang bagi seseorang agar dapat menenangkan pikirannya, mengurangi stres, dan memperbaiki kesejahteraan secara keseluruhan.
4. Meningkatnya Minat pada Aktivitas Offline
Berbeda dengan sebelumnya, banyak generasi muda kini mulai mencari kegiatan offline yang lebih menyenangkan dan memberi rasa puas yang lebih dalam, seperti berkebun, olahraga di luar ruangan, atau beraktivitas bersama keluarga. JOMO membuka kesempatan untuk menikmati kegiatan tersebut tanpa harus terjebak dalam kecemasan ketinggalan informasi.
5. Tuntutan Sosial yang Lebih Realistis
Di dunia maya, banyak orang merasa terbebani dengan standar kehidupan yang sering kali tidak realistis. Media sosial sering memperlihatkan sisi terbaik seseorang, yang bisa membuat orang merasa tidak cukup atau kurang. Dengan JOMO, seseorang dapat menghindari perbandingan ini dan merayakan hidup yang sederhana dan memuaskan sesuai dengan keinginan pribadi.
Apa Manfaat JOMO?
Mengadopsi gaya hidup JOMO ternyata memiliki banyak manfaat, baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Berikut beberapa manfaat utama yang bisa didapatkan:
1. Mengurangi Stres
Memilih untuk tidak terlibat dalam setiap acara atau kegiatan sosial dapat membantu mengurangi stres yang sering muncul akibat tekanan sosial dan digital. Dengan tidak merasa wajib untuk selalu hadir dalam setiap aktivitas, seseorang bisa merasa lebih tenang dan santai.
2. Meningkatkan Kualitas Tidur
Kelelahan digital dan kecanduan media sosial sering kali berdampak pada kualitas tidur. Terlalu banyak terpapar layar gadget sebelum tidur bisa menyebabkan gangguan tidur. Dengan menerapkan JOMO, seseorang dapat lebih fokus pada rutinitas tidur yang sehat dan menghindari perangkat elektronik yang bisa mengganggu kualitas tidur.
3. Meningkatkan Fokus dan Produktivitas
Dengan mengurangi gangguan dari media sosial dan kegiatan yang tidak penting, seseorang bisa meningkatkan fokus pada tugas-tugas penting. Hal ini dapat berdampak pada produktivitas yang lebih tinggi dalam pekerjaan atau kegiatan lainnya.
4. Peningkatan Hubungan Pribadi
Dengan mengurangi keterlibatan dalam dunia maya, seseorang bisa lebih menghargai waktu bersama orang-orang terdekat. Interaksi yang lebih bermakna, baik dengan keluarga maupun teman, akan semakin memperkuat hubungan pribadi tanpa adanya gangguan teknologi.
5. Meningkatkan Kesehatan Mental
Mengambil waktu untuk diri sendiri tanpa terbebani oleh tuntutan sosial atau digital dapat membantu mengurangi kecemasan, depresi, dan perasaan terbebani. Dengan menikmati momen-momen sederhana dan bebas stres, seseorang dapat merasa lebih bahagia dan lebih damai.
Cara Menerapkan JOMO dalam Kehidupan Sehari-hari
Jika Anda tertarik untuk mencoba gaya hidup JOMO, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar dapat menikmati manfaatnya. Berikut beberapa langkah mudah yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Kurangi Penggunaan Media Sosial
Cobalah untuk mengurangi waktu yang Anda habiskan di media sosial. Anda bisa menetapkan waktu tertentu untuk membuka aplikasi atau bahkan mencoba untuk tidak membuka media sosial sama sekali pada hari-hari tertentu.
2. Prioritaskan Aktivitas Offline
Mulailah untuk menghabiskan waktu lebih banyak dengan kegiatan yang tidak melibatkan perangkat digital, seperti berolahraga, memasak, atau berkumpul dengan keluarga dan teman-teman dalam suasana yang lebih santai.
3. Ciptakan Rutinitas yang Menenangkan
Membangun rutinitas yang menenangkan, seperti meditasi, yoga, atau membaca buku, bisa membantu Anda lebih tenang dan fokus pada hal-hal yang memberi kebahagiaan sejati.
4. Ambil Waktu untuk Diri Sendiri
Sisihkan waktu untuk menikmati kesendirian, tanpa ada gangguan dari pekerjaan atau media sosial. Ini bisa menjadi saat yang sangat berharga untuk berpikir jernih, merencanakan masa depan, atau sekadar menikmati keheningan.