Rutinitas yang konsisten: Mengatur rutinitas sehari-hari yang jelas dapat memberikan anak rasa stabilitas. Misalnya, memastikan waktu makan, tidur, dan kegiatan lainnya berlangsung teratur.
Dukungan emosional: Anak membutuhkan rasa dicintai dan dihargai. Luangkan waktu untuk berbicara dengan anak, dengarkan perasaan mereka, dan tunjukkan bahwa mereka tetap penting dalam keluarga.
2. Melibatkan Terapis atau Psikolog Anak
Mencari bantuan dari profesional sangat dianjurkan untuk mengatasi trauma emosional. Terapis atau psikolog anak memiliki keterampilan untuk membantu anak mengungkapkan perasaan mereka dan memahami trauma yang mereka alami.
Terapi berbicara: Salah satu bentuk terapi yang dapat membantu adalah terapi berbicara, di mana anak diberi ruang untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang aman.
Terapi bermain: Bagi anak yang lebih kecil, terapi bermain dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan mereka melalui permainan dan kegiatan yang menyenangkan.
Melalui terapi, anak dapat belajar cara untuk mengelola emosi mereka dan membangun mekanisme coping yang sehat.
3. Mengajarkan Kemampuan Mengelola Emosi
Trauma emosional sering kali membuat anak kesulitan dalam mengelola perasaan mereka, seperti rasa marah, cemas, atau kesedihan. Orang tua atau pengasuh dapat membantu anak-anak untuk memahami dan mengelola emosi dengan cara yang konstruktif.
Menggunakan teknik relaksasi: Ajak anak untuk mencoba teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau meditasi sederhana untuk menenangkan diri ketika merasa cemas atau marah.
Mengidentifikasi perasaan: Mengajarkan anak untuk mengenali dan memberi nama perasaan mereka—misalnya, “Saya merasa marah” atau “Saya merasa sedih”—dapat membantu mereka mengatasi perasaan tersebut dengan cara yang lebih sehat.
4. Mendorong Hubungan Sosial yang Positif
Anak-anak yang berasal dari keluarga broken home sering kali merasa kesulitan dalam membangun hubungan sosial. Hal ini bisa menjadi hambatan dalam perkembangan mereka. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk diberi kesempatan untuk menjalin hubungan sosial yang positif.
Kegiatan sosial: Ajak anak untuk terlibat dalam kegiatan sosial seperti olahraga, klub, atau kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membantu mereka bertemu dengan teman-teman baru dan merasa lebih percaya diri.
Dukungan keluarga yang kuat: Peran keluarga yang masih ada, seperti kakek, nenek, atau saudara, bisa sangat membantu dalam memberikan dukungan emosional yang stabil bagi anak.
5. Memberikan Waktu untuk Proses Penyembuhan
Pemulihan dari trauma emosional bukanlah hal yang instan. Anak-anak membutuhkan waktu untuk memahami dan menyembuhkan luka emosional yang mereka alami. Orang tua harus sabar dan memberikan dukungan terus-menerus tanpa terburu-buru.