Gaya Hidup

Attachment Style Avoidant: Apakah Itu Pilihan atau Trauma?

×

Attachment Style Avoidant: Apakah Itu Pilihan atau Trauma?

Sebarkan artikel ini
Attachment Style Avoidant: Apakah Itu Pilihan atau Trauma?
Image by freepik

3. Trauma Emosional atau Kehilangan

Trauma emosional atau pengalaman kehilangan yang signifikan, seperti perceraian orangtua atau kematian orang yang sangat dicintai, dapat membuat seseorang menghindari hubungan yang lebih dalam. Pengalaman-pengalaman ini sering kali menanamkan rasa takut akan perasaan kehilangan atau pengkhianatan, yang membuat mereka merasa lebih aman dengan menjaga jarak dari orang lain.

Apakah Attachment Style Avoidant Itu Pilihan?

Saat membahas apakah gaya keterikatan menghindar adalah pilihan atau bukan, penting untuk dipahami bahwa kebanyakan orang tidak memilih untuk memiliki pola keterikatan ini secara sengaja.

Sebaliknya, gaya ini biasanya terbentuk sebagai respons terhadap pengalaman masa lalu, baik itu pengalaman traumatis atau pengabaian emosional. Gaya keterikatan ini adalah hasil dari mekanisme bertahan hidup yang terbentuk sejak usia dini untuk melindungi diri dari rasa sakit emosional.

Baca Juga :  Cara Sederhana Agar Suami Selalu Menghargai Istrinya

Namun, seiring berjalannya waktu, orang yang memiliki gaya keterikatan menghindar dapat membuat pilihan sadar untuk mengubah pola ini jika mereka merasa dampaknya merugikan kehidupan pribadi atau hubungan mereka.

Meskipun perubahan tidak mudah dan bisa membutuhkan waktu yang lama, itu bukanlah hal yang mustahil. Dengan terapi dan dukungan yang tepat, seseorang dapat belajar untuk lebih terbuka dan membangun hubungan yang lebih sehat dan intim.

Bagaimana Attachment Style Avoidant Memengaruhi Hubungan?

1. Kesulitan dalam Membuka Diri

Salah satu ciri utama dari orang dengan attachment style avoidant adalah kesulitan mereka untuk membuka diri. Dalam hubungan, ini bisa menciptakan ketegangan karena pasangan mereka mungkin merasa terabaikan atau tidak dihargai. Orang dengan gaya ini cenderung menahan perasaan dan jarang berbicara tentang apa yang mereka rasakan. Ini bisa menciptakan jarak emosional yang sangat besar dalam hubungan.

Baca Juga :  Kenali Love Language Anak Anda dan Hindari Kesalahan Fatal Ini!

2. Takut Ketergantungan

Orang dengan attachment style avoidant cenderung merasa tidak nyaman jika mereka merasa terlalu bergantung pada pasangan mereka atau sebaliknya. Mereka takut kehilangan independensi mereka dan merasa lebih aman jika mereka dapat menjaga jarak. Ini sering kali menyebabkan mereka menghindari komitmen jangka panjang atau bahkan berusaha mengurangi kedekatan emosional dalam hubungan mereka.

3. Konflik dalam Komunikasi Emosional

Komunikasi emosional adalah aspek penting dalam hubungan yang sehat. Namun, bagi mereka yang memiliki attachment style avoidant, berbicara tentang perasaan bisa menjadi hal yang sangat menantang. Mereka lebih cenderung menyelesaikan masalah mereka secara internal, alih-alih berbicara atau berdiskusi dengan pasangan mereka. Hal ini sering kali menyebabkan pasangan merasa bingung atau tidak dihargai.

Baca Juga :  Cowok Melankolis, Integritas dan Keteguhan yang Memikat Hati

Mengubah Attachment Style Avoidant

Meskipun gaya keterikatan menghindar sering kali terbentuk akibat pengalaman di masa lalu, perubahan selalu memungkinkan. Proses untuk mengubah attachment style yang sudah terbentuk bisa sangat menantang, tetapi dengan kesadaran diri dan dukungan yang tepat, seseorang bisa mulai mengatasi pola penghindaran ini.