- Strict Parenting: Orang tua akan marah besar, menghukum anak dengan mengurungnya di kamar atau melarangnya keluar rumah dalam waktu yang lama.
- Disiplin Positif: Orang tua akan berbicara dengan tenang, menjelaskan konsekuensi dari melanggar jam malam, dan bersama-sama mencari solusi agar kejadian serupa tidak terulang. Misalnya, membuat kesepakatan jam malam yang baru atau mencari tahu alasan keterlambatan anak.
Kasus 2: Anak Mendapat Nilai Jelek di Sekolah
- Strict Parenting: Orang tua akan memarahi dan menyalahkan anak, bahkan mungkin menghukumnya dengan mencabut fasilitas atau melarangnya bermain.
- Disiplin Positif: Orang tua akan mendukung anak, mencari tahu kesulitan yang dihadapi di sekolah, dan menawarkan bantuan atau mencari tutor jika diperlukan.
Memilih Pendekatan yang Tepat
Tidak ada formula baku dalam pengasuhan anak. Setiap anak unik dan membutuhkan pendekatan yang berbeda. Namun, disiplin positif umumnya direkomendasikan oleh para ahli karena dampaknya yang lebih positif bagi perkembangan anak.
Tips Menerapkan Disiplin Positif:
- Bangun komunikasi yang baik: Dengarkan anak dengan empati dan berikan penjelasan yang logis.
- Tetapkan batasan yang jelas: Beri tahu anak aturan dan konsekuensinya dengan bahasa yang mudah dipahami.
- Berikan contoh yang baik: Orang tua adalah role model bagi anak. Tunjukkan perilaku yang ingin Anda lihat pada anak.
- Fokus pada solusi, bukan hukuman: Bantu anak mencari solusi atas masalah yang dihadapi.
- Berikan pujian dan penghargaan: Hargai usaha dan kemajuan yang telah dicapai anak.
Memilih antara strict parenting dan disiplin positif adalah keputusan penting bagi setiap orang tua. Meskipun strict parenting mungkin terlihat efektif dalam jangka pendek, disiplin positif menawarkan manfaat yang lebih besar bagi perkembangan karakter dan mental anak dalam jangka panjang. Dengan menerapkan disiplin positif, Anda dapat membangun hubungan yang kuat dan harmonis dengan anak, serta membantu mereka tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, mandiri, dan bahagia.
