PeristiwaSosial

Kisah Ibu Fajar: Ketidakadilan dalam Keheningan Desa Suka Makmur

×

Kisah Ibu Fajar: Ketidakadilan dalam Keheningan Desa Suka Makmur

Sebarkan artikel ini
Kondisi dan situasi di kediaman Ibu Fajar di dusun Egok, Desa Suka Makmur/Plbnews/Muhel

Suka Makmur, Gerung – Di Dusun Egok Tengah, Desa Suka Makmur, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, hiduplah seorang wanita bernama Ibu Fajar. Di balik senyumnya yang tak pernah pudar, tersimpan kisah pahit yang menggambarkan ketidakadilan dan perjuangan, yang hidup sebatang kara. Ibu Fajar, yang kini berusia sekitar 50 tahun lebih, menjadi simbol dari banyaknya individu yang terabaikan di tengah masyarakat yang seharusnya saling peduli.Senin, 23 Desember 2024

Setiap harinya, Ibu Fajar menjalani rutinitas mencari barang rongsokan di sekeliling desanya. Hasil tersebut ia jual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Meski demikian, kehidupan yang dijalaninya tidaklah mudah. Menurut Pak RM, salah seorang warga setempat, Ibu Fajar belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah desa, baik dalam bentuk uang tunai maupun sembako. Keberadaannya sering kali terabaikan, meskipun jelas terlihat bahwa ia sangat membutuhkan dukungan.

Kurangnya perhatian dari pemerintah desa menambah beban hidup Ibu Fajar. Tanpa keluarga dekat yang dapat membantunya, ia terpaksa bergantung pada kebaikan hati tetangga sekitar untuk mendapatkan makanan. “Kadang tetangga memberi makan, kadang juga tidak,” ungkap Pak RM, dengan nada prihatin yang menunjukkan betapa rentannya kehidupan Ibu Fajar. Ia tidak hanya berjuang untuk bertahan hidup, tetapi juga harus menghadapi ketidakpastian dalam setiap harinya.

Fenomena seperti yang dialami oleh Ibu Fajar bukanlah hal yang asing dalam masyarakat kita. Banyak individu yang seharusnya menerima bantuan sosial, justru terabaikan oleh sistem yang ada. Ibu Fajar menjadi simbol dari banyaknya orang yang terpinggirkan, di mana bantuan yang seharusnya menjangkau mereka tidak sampai ke tangan yang membutuhkan. Padahal, dengan berbagai program bantuan yang dicanangkan pemerintah, seharusnya tidak ada lagi warga yang merasakan kesepian dan ketidakpedulian seperti yang dialami oleh Ibu Fajar.

Pentingnya dukungan dari komunitas dan pemerintah desa sangatlah krusial untuk memastikan bahwa setiap lapisan masyarakat, terutama mereka yang paling rentan, mendapatkan perhatian yang layak. Ibu Fajar tidak hanya menjadi kisah individu, tetapi juga cermin bagi kita semua untuk melihat kembali bagaimana kita memperlakukan sesama.

Kisah Ibu Fajar mengingatkan kita bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk menciptakan keadilan sosial. Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah; sebagai masyarakat, kita juga harus berperan aktif dalam membantu sesama. Mari kita bersatu memberikan perhatian dan dukungan kepada mereka yang membutuhkan. Setiap langkah kecil yang kita ambil bisa menjadi harapan baru bagi mereka yang hidup dalam kesepian dan keterpurukan.