PeristiwaSosial

Dugaan Kampanye Hitam Terhadap PT Autore: Benarkah Ada Permainan di Balik Layar?

×

Dugaan Kampanye Hitam Terhadap PT Autore: Benarkah Ada Permainan di Balik Layar?

Sebarkan artikel ini
Gerakan Pemuda Selatan (GPS)

Lombok Timur – Akhir-akhir ini, berbagai pemberitaan miring menyerang PT Autore, sebuah perusahaan yang dituduh melakukan perusakan hutan di wilayah Sekaroh serta merusak ekosistem laut di sekitarnya. Isu ini semakin santer diberitakan oleh pihak-pihak yang mengaku sebagai aktivis lingkungan, khususnya dari sebuah LSM pemerhati laut.

Namun, setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, muncul fakta mengejutkan bahwa oknum-oknum yang berada di balik LSM tersebut ternyata memiliki keterkaitan dengan PT ESL, sebuah perusahaan yang diduga memiliki kepentingan tertentu dalam persaingan industri. Mereka ada yang sebagai koordinator sampai komisaris.
Kondisi ini tentu menimbulkan tanda tanya besar.

Apakah tuduhan terhadap PT Autore benar adanya, atau justru ini adalah bagian dari kampanye hitam untuk menjatuhkan perusahaan tersebut? Upaya manipulasi opini publik dengan menyebarkan informasi yang belum tentu benar bisa menjadi senjata bagi pihak-pihak berkepentingan.

Sementara itu, PT Autore hingga kini masih membantah semua tuduhan yang dialamatkan kepada mereka. Pihak perusahaan menyatakan bahwa seluruh aktivitas mereka telah mengikuti regulasi yang berlaku dan selalu berkomitmen terhadap kelestarian lingkungan.

Masyarakat pun diimbau untuk lebih bijak dalam menerima informasi dan tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum jelas kebenarannya. Kejelasan fakta serta investigasi lebih lanjut dari pihak berwenang menjadi kunci dalam mengungkap kebenaran di balik isu yang berkembang.

GPS Bongkar Dugaan Kezaliman PT ESL Terhadap Warga Sekaroh.

Di tengah gencarnya isu miring yang menyerang PT Autore, pernyataan mengejutkan justru datang dari Gerakan Pemuda Selatan (GPS), sebuah lembaga yang beranggotakan pemuda asli Sekaroh. GPS secara tegas menyebut bahwa PT ESL selama ini tidak membawa manfaat bagi masyarakat setempat, justru sebaliknya, mereka menuding perusahaan tersebut telah melakukan berbagai bentuk penzaliman terhadap warga Sekaroh.

Salah satu kasus yang diungkap GPS adalah adanya program pelatihan (diklat) di Mataram, di mana sejumlah warga Sekaroh diminta membayar Rp5 juta per orang dengan janji akan dipekerjakan di PT ESL. Namun, hingga saat ini, tidak satu pun dari mereka yang mendapatkan pekerjaan sebagaimana dijanjikan. Hal ini memicu kekecewaan besar di kalangan warga dan dianggap sebagai bentuk pemerasan dan ketidakadilan terhadap masyarakat lokal.

“Kami sudah cukup bersabar. Ini bukan hanya soal janji yang tidak ditepati, tetapi ini adalah bentuk nyata penindasan terhadap masyarakat Sekaroh,” tegas salah satu perwakilan GPS dalam pernyataannya (2/2/2025).