Lembar, Lombok Barat, NTB – Di Dusun Beleka, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, keresahan dan ketidakpuasan warga setempat semakin memuncak akibat keberadaan pabrik penggilingan Heller Jagung. Warga merasa terganggu dengan aktivitas pabrik yang dianggap merusak kesehatan dan kenyamanan lingkungan mereka. Penolakan yang kuat dari masyarakat mencerminkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh keberadaan industri tersebut.
Salah satu tokoh masyarakat, Widayat Moko, menyatakan bahwa suara bising dari mesin penggilingan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. “Suara bising dan getaran yang keras sekali, ditambah debu yang hampir masuk ke rumah kami, sangat mengganggu aktivitas sehari-hari,” ungkapnya. Menurutnya, pabrik tersebut berdiri tanpa adanya sosialisasi dan izin dari warga, yang semakin memperburuk situasi. “Kami sudah pernah menolak adanya pengolahan rongsokan di sini karena tidak ada izin, dan kini kami harus menghadapi masalah yang lebih besar lagi,” tambahnya. Jumat, 28 Februari 2025.
Kekecewaan warga semakin bertambah karena setelah melaporkan masalah ini kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Satpol PP, respons yang mereka terima sangat lambat. “Kami sudah melaporkan kepada dinas terkait, tetapi responsnya hampir satu tahun delapan bulan baru ada, itupun hanya memberikan surat untuk ditandatangani. Surat penolakan kami tidak langsung direspon,” ujar Widayat dengan nada frustrasi. Mediasi yang dilakukan oleh pihak terkait pada Rabu lalu juga tidak membawa hasil yang memuaskan. Widayat mengatakan, “Kami mendengar bahwa izin sudah dikeluarkan, tetapi tidak ada yang bisa memperlihatkan dokumen izin tersebut. Ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak menjalankan perannya dengan baik.” Dampak dari keberadaan pabrik telah dirasakan selama hampir lima tahun, dengan banyak rumah mengalami keretakan akibat getaran mesin pabrik. “Kami tidak bisa istirahat dengan baik. Pabrik ini beroperasi hingga tengah malam, dan banyak dari kami yang menjadi sakit karena tidak bisa tidur,” keluhnya.
Dengan permasalahan yang ada, harapan warga Dusun Beleka kepada pihak berwenang sangat besar. “Kami berharap agar pabrik ini ditutup. Kami sudah merasa sangat terganggu dan tidak nyaman. Selama mereka beroperasi, mereka hanya meraup keuntungan sementara kami yang dirugikan,” tutup Widayat Moko.
Kasus ini menggambarkan bagaimana keberadaan industri yang tidak disertai sosialisasi dan izin dapat berdampak negatif bagi masyarakat. Warga berharap ada perhatian serius dari pemerintah dan instansi terkait untuk menyelesaikan permasalahan ini demi kesehatan dan kenyamanan mereka.