Gaya Hidup

Kenapa Orang Tua Harus Hindari Kata ‘Jangan’ untuk Anak

×

Kenapa Orang Tua Harus Hindari Kata ‘Jangan’ untuk Anak

Sebarkan artikel ini
Kenapa Orang Tua Harus Hindari Kata 'Jangan' untuk Anak

plbnews.web.id – Sebagai orang tua atau pengasuh, kita sering kali berbicara kepada anak dengan tujuan melindungi mereka, mengarahkan, atau mengajarkan hal-hal yang benar. Namun, beberapa pilihan kata yang kita gunakan, terutama kata “jangan”, mungkin berdampak pada perkembangan mental dan emosional mereka.

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kata yang terlalu sering mengandung larangan bisa membuat anak merasa tertekan, bingung, atau bahkan mengembangkan pola perilaku yang kurang konstruktif.

Sebagai orang tua, tentu kita ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak, baik dari segi pendidikan, pengasuhan, maupun pola komunikasi. Oleh karena itu, penting untuk mengganti kata-kata yang bisa memberi dampak negatif dengan kata-kata yang lebih mendukung perkembangan positif anak.

Artikel ini akan membahas mengapa kita sebaiknya menghindari kata “jangan” dan memberikan alternatif yang lebih baik dalam berkomunikasi dengan anak-anak.

Mengapa “Jangan” Tidak Selalu Efektif?

Penggunaan kata “jangan” memang sering dianggap sebagai cara yang sederhana dan cepat untuk mengarahkan perilaku anak. Namun, ada beberapa alasan mengapa kata ini tidak selalu efektif dan bahkan bisa berisiko bagi perkembangan anak.

  1. Menimbulkan Perasaan Negatif Kata “jangan” cenderung mengarahkan perhatian anak pada hal yang tidak boleh mereka lakukan. Sebagai contoh, “Jangan berlari di dalam rumah!” alih-alih mengarahkan perhatian anak pada apa yang harus dilakukan, kata ini justru menanamkan rasa takut atau perasaan negatif. Anak mungkin tidak sepenuhnya memahami alasan di balik larangan tersebut, dan ini dapat mengarah pada kebingungannya.
  2. Mengurangi Kemampuan Anak untuk Mengambil Keputusan Ketika anak terlalu sering mendengar kata “jangan”, mereka bisa menjadi bergantung pada perintah eksternal dan tidak belajar untuk membuat keputusan secara mandiri. Misalnya, jika anak hanya diberi tahu “jangan pegang itu”, mereka mungkin tidak memahami alasan atau mengapa mereka harus menghindarinya. Sebaliknya, memberi mereka penjelasan lebih lanjut akan mengajarkan mereka pentingnya memahami konsekuensi dari tindakan mereka.
  3. Meningkatkan Perilaku Melawan Dalam banyak kasus, semakin sering anak mendengar kata “jangan”, semakin besar kemungkinan mereka untuk melawan atau menantang batasan tersebut. Anak-anak yang merasa dikekang atau terlalu banyak diperintah bisa menjadi lebih sulit diajak bekerja sama. Mereka mungkin mencari cara untuk melanggar aturan karena merasa tidak diberi kesempatan untuk mengeksplorasi atau memahami dunia mereka.
  4. Membatasi Ekspresi Diri Anak Anak-anak sedang dalam tahap pembentukan identitas diri mereka. Kata “jangan” cenderung membatasi kebebasan mereka dalam mengekspresikan diri. Mereka bisa merasa dibatasi, yang berdampak pada perkembangan kreativitas dan rasa percaya diri mereka.

Alternatif Pengganti Kata “Jangan”

Untuk membantu anak-anak tumbuh dengan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku yang sesuai, ada beberapa alternatif kata yang lebih positif dan konstruktif. Berikut adalah beberapa pengganti kata “jangan” yang bisa digunakan oleh orang tua dan pengasuh.

1. Alihkan Perhatian dengan Arahkan Fokus pada Hal Positif

Salah satu cara terbaik untuk mengganti kata “jangan” adalah dengan mengalihkan perhatian anak pada hal yang positif. Alih-alih mengatakan, “Jangan berlari di dalam rumah,” cobalah mengatakan, “Ayo jalan pelan-pelan di dalam rumah, lebih aman.”