Jakarta – Kemacetan yang terjadi di Jakarta kini telah menjadi masalah besar yang tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari warga, tetapi juga berimbas pada kerugian ekonomi yang sangat signifikan.
Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri, Brigjen Bakharuddin, mengungkapkan bahwa kemacetan di ibu kota Indonesia menyebabkan kerugian sekitar Rp100 triliun per tahun.
Dalam sebuah diskusi yang digelar di Gedung Dewan Pers pada Rabu (20/11/2024), Bakharuddin menyampaikan, “Satu tahun kurang lebih Rp100 triliun, satu tahun di Kota Jakarta kerugiannya Rp100 triliun.” Kerugian ini bukan hanya berkaitan dengan waktu yang terbuang akibat macet, tetapi juga dampak kesehatan dan kecelakaan yang ditimbulkan.
Dampak Kesehatan Akibat Polusi Udara
Salah satu kerugian yang turut disorot oleh Bakharuddin adalah dampak kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara di Jakarta.
Menurutnya, polusi udara yang meningkat akibat kemacetan berkontribusi besar terhadap gangguan kesehatan warga kota.
Bakharuddin bahkan berbagi pengalaman saat menjabat di Polda Metro Jaya, di mana setiap pekan, anggota polisi lalu lintas (Polantas) yang bertugas di lapangan diperiksa kesehatannya.
“Kita setiap minggunya anggota lalu lintas yang di jalanan itu kita cek kesehatannya, luar biasa. Dampak paru-parunya, dampak dari ginjalnya dan sebagainya, cuci darah,” ujarnya. Dampak polusi udara ini sangat nyata, dan anggotanya sering menghadapi masalah kesehatan yang cukup serius, mulai dari gangguan pada sistem pernapasan hingga masalah ginjal.
Menurut data dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) DKI Jakarta, tingkat polusi udara di Jakarta sering kali berada di atas batas aman.
Dalam jangka panjang, polusi ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan kronis, seperti penyakit jantung, asma, dan gangguan pernapasan lainnya, yang tentunya menambah kerugian ekonomi dan sosial bagi masyarakat.
Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia
Selain itu, Bakharuddin juga menyinggung soal tingginya angka kecelakaan di Indonesia, yang berkontribusi terhadap kerugian yang sangat besar setiap tahunnya.
Ia mengungkapkan bahwa dalam satu tahun, angka kecelakaan di Indonesia berkisar antara 180 ribu hingga 200 ribu kejadian.
Tragisnya, dari jumlah tersebut, sekitar 27 ribu orang kehilangan nyawa akibat kecelakaan lalu lintas.
“Faktor utama kecelakaan adalah human error atau kelalaian manusia, disusul faktor kendaraan, infrastruktur, dan cuaca. Human error paling besar kurang lebih 80 sampai 90 persen,” tambah Bakharuddin.
Hal ini menunjukkan bahwa selain masalah infrastruktur yang tidak memadai, kelalaian pengemudi menjadi faktor dominan dalam terjadinya kecelakaan di jalan raya.
Perbaikan Kultur Berkendara
Untuk mengurangi angka kecelakaan dan kerugian akibat kemacetan, Bakharuddin menekankan pentingnya perbaikan kultur berkendara masyarakat Indonesia. “Pendidikan lalu lintas dan disiplin berkendara harus diperbaiki,” tegasnya.