plbnews.web.id – Saat berbicara tentang investasi, banyak orang yang masih bingung antara memilih reksadana atau deposito. Kedua pilihan ini merupakan instrumen yang populer di kalangan investor Indonesia, namun keduanya memiliki karakteristik yang sangat berbeda.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas perbedaan antara reksadana dan deposito, sehingga Anda bisa menentukan pilihan investasi yang tepat sesuai dengan tujuan dan profil risiko Anda.
Apa Itu Reksadana dan Deposito?
Sebelum membahas lebih jauh, mari kita pahami dulu apa itu reksadana dan deposito.
Reksadana adalah produk investasi yang mengumpulkan dana dari banyak investor untuk dikelola oleh manajer investasi ke dalam portofolio berbagai aset, seperti saham, obligasi, atau pasar uang.
Dengan kata lain, reksadana memungkinkan Anda untuk berinvestasi di berbagai instrumen keuangan dengan dana yang lebih kecil, karena dana Anda akan digabungkan dengan dana dari investor lain.
Deposito, di sisi lain, adalah produk simpanan di bank dengan jangka waktu tertentu yang memberikan bunga tetap. Deposito sangat cocok bagi mereka yang menginginkan investasi yang aman dan lebih terjamin, meskipun dengan imbal hasil yang relatif lebih rendah dibandingkan reksadana.
Perbedaan Utama Reksadana dan Deposito
Untuk memudahkan pemahaman, berikut adalah perbedaan utama antara reksadana dan deposito yang perlu Anda ketahui:
1. Tingkat Risiko
Salah satu perbedaan mendasar antara reksadana dan deposito adalah tingkat risikonya.
- Reksadana cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi karena bergantung pada pasar saham, obligasi, dan instrumen keuangan lainnya. Nilai investasi dalam reksadana dapat naik atau turun tergantung kondisi pasar. Oleh karena itu, reksadana lebih cocok untuk investor yang memiliki profil risiko menengah hingga tinggi.
- Deposito, di sisi lain, merupakan investasi dengan risiko yang sangat rendah. Sebab, deposito dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga jumlah tertentu. Meskipun tingkat bunga deposito bisa bervariasi, namun investor tidak perlu khawatir tentang kehilangan modal pokok, menjadikannya lebih cocok bagi mereka yang menginginkan keamanan dan stabilitas.
2. Imbal Hasil
Keuntungan utama yang dicari investor adalah imbal hasil atau return yang bisa didapatkan dari investasi. Bagaimana perbandingan antara keduanya?
- Reksadana menawarkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi, tergantung pada jenis reksadana yang dipilih. Reksadana saham, misalnya, dapat memberikan return yang cukup besar jika pasar saham sedang naik, namun bisa juga mengalami kerugian saat pasar turun. Imbal hasil ini tidak tetap dan bisa berfluktuasi.
- Deposito, meskipun lebih aman, menawarkan tingkat bunga yang relatif lebih rendah. Bank-bank di Indonesia umumnya memberikan bunga deposito sekitar 4% hingga 7% per tahun, tergantung pada jangka waktu dan jumlah deposito yang Anda pilih. Oleh karena itu, meski risikonya rendah, potensi keuntungan yang diperoleh lebih terbatas.
3. Fleksibilitas dan Likuiditas
Bagaimana dengan likuiditas atau kemudahan untuk mencairkan dana?
- Reksadana menawarkan tingkat likuiditas yang lebih tinggi, artinya Anda bisa mencairkan dana investasi kapan saja selama jam pasar keuangan. Namun, nilai investasi bisa berubah-ubah tergantung kondisi pasar saat Anda melakukan pencairan. Beberapa reksadana jenis tertentu (misalnya pasar uang) memiliki likuiditas yang lebih baik dibandingkan dengan jenis reksadana saham.
- Deposito, meskipun aman, memiliki jangka waktu tetap yang membuatnya kurang fleksibel. Misalnya, deposito berjangka biasanya memiliki periode 1, 3, atau 6 bulan hingga 1 tahun. Jika Anda mencairkan deposito sebelum jatuh tempo, Anda bisa dikenakan penalti atau kehilangan sebagian bunga yang telah dijanjikan.
4. Tujuan Investasi
Reksadana dan deposito juga memiliki perbedaan dalam hal tujuan investasi.
- Reksadana lebih cocok untuk tujuan investasi jangka panjang, seperti menabung untuk pendidikan anak, pensiun, atau membeli rumah. Karena potensi imbal hasilnya yang lebih tinggi, reksadana bisa menjadi pilihan untuk mencapai tujuan keuangan yang lebih besar dalam jangka panjang.
- Deposito, karena stabilitasnya, lebih cocok bagi investor yang memiliki tujuan keuangan jangka pendek atau menengah, seperti menabung untuk dana darurat atau untuk tujuan tertentu dalam beberapa tahun ke depan.
5. Biaya dan Pajak
Ketika memilih investasi, biaya dan pajak juga harus dipertimbangkan.
- Reksadana mungkin memiliki biaya pengelolaan dan biaya lainnya yang perlu Anda bayar, seperti biaya transaksi ketika membeli atau menjual unit penyertaan. Selain itu, reksadana juga dikenakan pajak atas keuntungan yang diperoleh dari investasi.
- Deposito lebih sederhana, dengan biaya yang sangat rendah atau bahkan tidak ada. Namun, bunga deposito yang Anda terima tetap dikenakan pajak penghasilan (PPh) sebesar 20% yang langsung dipotong oleh bank.
Mana yang Lebih Menguntungkan: Reksadana atau Deposito?
Pertanyaan utama yang pasti ingin Anda jawab adalah mana yang lebih menguntungkan, reksadana atau deposito? Jawabannya sangat bergantung pada kebutuhan dan tujuan keuangan Anda.