Enam Wilayah Di Lombok Barat Rawan Terdampak Bencana Hidrometeorologi Di Musim Hujan.
Ditempat yang sama di sela-sela kegiatan FGD, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lombok Barat Toni Hidayat menyampaikan, pihaknya terus melakukan pemetaan wilayah yang rawan bencana di musim penghujan, dan memperkuat upaya sosialisasi serta mitigasi kepada masyarakat di seluruh kecamatan yang berisiko tinggi.
“Kami tetap melakukan sosialisasi dan mitigasi seperti tahun-tahun sebelumnya. Dan ada beberapa wilayah yang menjadi fokus karena sering terdampak saat musim hujan,”jelas Toni,
Disebutkan, ada Enam wilayah atau kecamatan yang rawan atau rentan terjadi bencana di musim penghujan, meliputi Kecamatan Labuapi, Batulayar, Lingsar, Narmada, Gunungsari, dan Sekotong. Wilayah tersebut kerap mengalami banjir, tanah longsor, dan puting beliung, terutama saat curah hujan tinggi disertai angin kencang melanda kawasan perbukitan dan dataran rendah.

Sejak awal Oktober, BPBD telah mencatat lima kejadian bencana ringan, termasuk angin puting beliung, yaitu di Desa Bayurip dan Sedayu, Kecamatan Kuripan, serta peristiwa pohon tumbang di jalur Bypass Lombok Barat.
“Hingga saat ini intensitas bencana masih tergolong ringan dan bisa kami tangani. Namun kami dari BPBD tetap siaga karena cuaca ekstrem bisa saja terjadi secara tiba-tiba dan berubah cepat,” imbuhnya.
Meskipun kesiapsiagaan telah dilakukan, namun Toni mengakui keterbatasan sarana dan prasarana operasional yang masih menjadi kendala dan tantangan bagi BPBD Lombok Barat. Beberapa peralatan penanganan darurat memerlukan pembaruan agar dapat digunakan secara maksimal saat terjadi bencana yang lebih besar.
“Kami sedang evaluasi kebutuhan operasional. Meski begitu, untuk dana tanggap darurat (BTT) masih cukup dan kami juga berkoordinasi dengan BPBD Provinsi NTB untuk kolaborasi penanganan,” ungkapnya.
BPBD Lombok Barat kini terus mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana di lingkungan masing-masing, terutama warga yang tinggal di bantaran sungai dan kawasan perbukitan.
Untuk itu, masyarakat diminta segera melapor ke posko BPBD atau aparat desa setempat, bila menemukan tanda-tanda bencana seperti tanah retak, pohon miring, atau debit air sungai meningkat tajam. ( Red )













