Lombok Utara, NTB – Dalam rangka mendukung program percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Lombok Utara, Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta, melakukan monitoring langsung kegiatan Posyandu Stunting di Posyandu Mawar, Dusun Luk Timur, Desa Sambik Bangkol, Kecamatan Gangga, Rabu (4/6/2025).
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Kapolsek Gangga, Kadis Perpustakaan Kabupaten Lombok Utara, unsur Forkopimcam Gangga, ibu-ibu PKK, serta masyarakat setempat. Kehadiran tokoh-tokoh ini menandakan sinergitas antara pemerintah, organisasi perempuan, dan masyarakat dalam upaya bersama mengatasi masalah stunting.
Dalam sambutannya, Ny. Heny Agus Purwanta menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat, khususnya ibu-ibu, dalam memperhatikan asupan makanan untuk balita dan anak-anak. Ia mengimbau agar para orang tua menghindari memberikan makanan instan atau mengandung gula berlebih.
Ia mengkritisi beberapa hal diantara tingginya angka stunting di posyandu Mawar sebanyak 9 dari 63 balita, serta historikal data dimana Desa Sambik Bangkol masih bertahan sebagai penyumbang stunting tertinggi pada beberapa tahun. Hal ini menjadi perhatian yang serius dari Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, terlebih diinformasikan oleh pak Kades bahwa anggara 400 juta per tahun khusus penanganan stunting, ini diharapkan dapat dikelola dengan baik dengan tepat guna.
Selain itu Ia juga melihat bajwa PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada bebera posyandu yang dikunjungi yang menjadi 8 pilot project Ibu TP PKK Kab Lombok Utara, masih belum sesuai dengan standard PMT yang tepat gizi, Pada posyandu disini dapat dikatakan over karbo dan rendah protein, hal ini juga diaminkan oleh pihak Dinkes. Ia mencontohkan PMT yang dibawa selama kunjungan berupa telur rebus dan susu, adalah minimum standard pemenuhan protein untuk anak, yang merupakan simbol keseriusan kami untuk mengajak orang tua peduli pada gizi anak.
“Jangan terlalu banyak memberi anak makanan kemasan yang tinggi gula. Sebisa mungkin berikan makanan yang kaya akan protein seperti telur dan susu. Ini sangat penting untuk tumbuh kembang mereka,” tegas Ny. Heny.
Ia juga menyarankan agar bantuan penanganan stunting diarahkan dalam bentuk bahan makanan bergizi, bukan hanya berupa uang tunai. Menurutnya, hal ini akan lebih efektif dalam meningkatkan gizi anak-anak dan mencegah stunting sejak dini.
“Saya rasa lebih tepat jika dana stunting diberikan dalam bentuk bahan pangan seperti telur atau susu. Ini langkah konkret yang bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh anak-anak,” tambahnya.