Lombok Barat, NTB– Di tengah tantangan perubahan iklim yang menghadirkan fenomena kemarau basah, jajaran Kepolisian Resor Lombok Barat melalui Bhabinkamtibmasnya aktif mendampingi masyarakat, khususnya para petani. Salah satu contoh nyata adalah kegiatan sambang yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Desa Kuripan Utara, Bripka Ahmad Rosyidi, pada Selasa, 17 Juni 2025, di Dusun Grepek, Desa Kuripan Utara.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Polri dalam menjaga stabilitas Kamtibmas, yang salah satunya juga mencakup aspek ketahanan pangan masyarakat. Dalam suasana penuh keakraban, Bripka Ahmad Rosyidi berkoordinasi langsung dengan para petani binaannya, memberikan edukasi dan imbauan strategis terkait pola tanam di musim kemarau basah yang sedang berlangsung.
“Peran Bhabinkamtibmas tidak hanya sebatas menjaga keamanan dan ketertiban. Kami juga memiliki tanggung jawab untuk turut serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan salah satunya melalui pendampingan di sektor pertanian,” ujar Kapolsek Kuripan, Ipda I Wayan Eka Ariyana, S.H., menanggapi kegiatan yang dilakukan anggotanya. Ia menambahkan bahwa inisiatif seperti ini sangat penting untuk mencegah kerugian yang bisa dialami petani akibat ketidaksesuaian pola tanam dengan kondisi cuaca ekstrem.
Strategi Adaptasi Petani Hadapi Kemarau Basah
Musim kemarau basah adalah fenomena di mana meskipun secara umum digolongkan sebagai musim kemarau, namun masih terjadi intensitas curah hujan yang signifikan atau tidak teratur. Kondisi ini seringkali membingungkan petani dan berpotensi menyebabkan gagal panen jika tidak disikapi dengan bijak. Air yang berlebih pada fase tertentu bisa merusak tanaman yang tidak cocok, sementara di sisi lain, periode kering yang tiba-tiba juga bisa menghambat pertumbuhan.
Menyikapi hal tersebut, Bripka Ahmad Rosyidi dalam sambangnya menekankan pentingnya pemilihan jenis tanaman yang adaptif terhadap kondisi kelembaban tinggi namun tetap toleran terhadap fluktuasi air. “Kami menghimbau kepada seluruh warga petani binaan di Dusun Grepek untuk lebih cermat dalam memilih jenis tanaman yang tepat saat musim kemarau basah seperti sekarang ini,” jelas Bripka Ahmad Rosyidi kepada para petani. Ia menambahkan bahwa langkah ini krusial untuk meminimalisir risiko gagal panen dan kerugian finansial yang dapat menimpa para petani.
Pilihan Tanaman Adaptif untuk Musim Kemarau Basah
Dalam diskusinya dengan para petani, Bripka Ahmad Rosyidi memberikan beberapa contoh komoditas pertanian yang umumnya lebih tahan terhadap kondisi kemarau basah. Beberapa di antaranya adalah tanaman palawija tertentu, umbi-umbian, atau jenis sayuran yang memiliki daya tahan lebih baik terhadap perubahan kadar air tanah. Edukasi ini juga mencakup pentingnya sistem drainase yang baik untuk mencegah genangan air berlebih di lahan pertanian.
Selain itu, Bhabinkamtibmas juga mendorong petani untuk mencari informasi lebih lanjut dari dinas pertanian setempat atau penyuluh pertanian lapangan (PPL). Sinergi antara kepolisian, pemerintah daerah, dan masyarakat petani diharapkan dapat menciptakan ekosistem pertanian yang lebih resilient atau tangguh menghadapi tantangan iklim.