Lombok Barat, NTB – Kepolisian Resor Lombok Barat (Polres Lobar) melalui Satuan Samapta terus mengintensifkan kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD) dengan melaksanakan patroli preventif metode Blue Light. Kegiatan ini difokuskan di jalur Bypass Bandara Internasional Lombok (BIL) II, Kabupaten Lombok Barat, sebagai upaya antisipasi tindak pidana 3C (Curas, Curat, Curanmor) serta menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) tetap kondusif.
Mencegah Kejahatan dengan Kehadiran Optimal
Patroli Blue Light merupakan strategi kepolisian untuk memaksimalkan kehadiran petugas di lapangan, terutama pada jam-jam rawan. Dengan menyalakan lampu rotator biru pada kendaraan patroli, diharapkan dapat memberikan efek gentar bagi pelaku kejahatan dan rasa aman bagi masyarakat. Fokus utama patroli ini adalah pencegahan, di mana petugas secara proaktif menyisir area-area yang diidentifikasi rawan kejahatan.
“Kami terus menggencarkan patroli preventif dengan metode Blue Light ini. Tujuannya jelas, untuk meminimalisir ruang gerak pelaku kejahatan, terutama di jalur-jalur yang kami anggap rawan,” ujar Kasat Samapta Polres Lombok Barat, Iptu Eko Nugroho, S.H.
Jalur Bypass BIL II Menjadi Prioritas
Jalur Bypass BIL II dipilih sebagai lokasi prioritas karena karakteristiknya sebagai jalan penghubung utama yang kerap sepi pada malam hari, menjadikannya rentan terhadap aksi kriminalitas. Patroli yang dilakukan pada Jumat, 4 Juli 2025, pukul 00.35 WITA, menunjukkan komitmen Polres Lombok Barat dalam menjaga keamanan wilayahnya, bahkan hingga dini hari.
Personel Unit Patroli Samapta Polres Lombok Barat dikerahkan secara optimal untuk memastikan setiap sudut jalur Bypass BIL II terpantau. Mereka tidak hanya berpatroli secara bergerak, tetapi juga melakukan pemantauan statis di beberapa titik strategis yang sering dijadikan lokasi tindak kejahatan atau aksi balap liar.
Antisipasi Balap Liar dan Begal
Selain pencegahan 3C, patroli ini juga menyasar antisipasi aksi balap liar dan begal yang kerap meresahkan warga. Balap liar tidak hanya mengancam keselamatan para pelakunya, tetapi juga pengguna jalan lainnya. Sementara itu, kasus begal yang kadang terjadi di jalur-jalur sepi membuat masyarakat merasa khawatir saat melintas, terutama di malam hari.
Iptu Eko Nugroho menambahkan, “Selain 3C, kami juga fokus pada pencegahan balap liar dan begal. Kehadiran kami di lapangan diharapkan dapat mengurungkan niat para pelaku tindak kriminalitas dan menciptakan rasa aman bagi warga yang melintas di jalur Bypass BIL II.”