Beliau juga menambahkan bahwa interaksi langsung dengan masyarakat non-terorganisir, seperti halnya para sopir di pelabuhan, sangat penting untuk membangun kemitraan polisi-masyarakat. “Melalui dialog, kami tidak hanya memberikan pengetahuan, tapi juga menyerap aspirasi mereka. Ini adalah kunci untuk menciptakan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas (Kamseltibcar Lantas) yang efektif dan menyeluruh,” imbuhnya.
Respons Positif dan Dampak Jangka Panjang
Kegiatan “Polantas Menyapa” di Pelabuhan Lembar ini disambut dengan antusiasme yang baik oleh para sopir. Mereka mengapresiasi kehadiran Polantas yang turun langsung ke lapangan untuk berdiskusi, alih-alih hanya melakukan penindakan. Hal ini menciptakan suasana kemitraan yang konstruktif.
Beberapa sopir memanfaatkan sesi tanya jawab untuk menyampaikan isu-isu spesifik terkait kondisi jalan, rambu lalu lintas, dan fasilitas pendukung di sekitar pelabuhan. Masukan-masukan ini akan menjadi bahan pertimbangan penting bagi Satlantas Polres Lobar dan pihak terkait lainnya untuk perbaikan infrastruktur serta regulasi ke depan.
Diharapkan, dengan semakin masifnya kegiatan edukasi seperti ini, kesadaran kolektif akan keselamatan berlalu lintas di Lombok Barat dapat meningkat secara signifikan. Program “Polantas Menyapa” membuktikan bahwa pendekatan humanis dan edukatif adalah strategi yang efektif dalam menggalang partisipasi masyarakat untuk mewujudkan ketertiban dan keselamatan di jalan raya.













