Strategi Hilirisasi: Dari Petani Menuju Bulog
Aspek krusial yang juga menjadi sorotan dalam monitoring ini adalah rencana distribusi pasca-panen. Polsek Gerung memberikan atensi khusus agar rantai distribusi hasil pertanian ini berjalan sesuai koridor yang mendukung program pemerintah.
Setelah proses pemanenan selesai, jagung-jagung tersebut tidak langsung dijual mentah. Rencananya, hasil panen akan melalui proses pengolahan pasca-panen meliputi pemipilan dan penjemuran hingga mencapai kadar air yang standar. Langkah ini penting untuk menjaga kualitas biji jagung agar tahan lama dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Yang menarik, distribusi hasil panen ini akan diarahkan langsung ke Badan Urusan Logistik (Bulog) melalui perantara Kelompok Tani (Poktan) setempat. Skema ini dinilai sangat strategis karena memotong rantai tengkulak yang seringkali merugikan petani, sekaligus memastikan cadangan pangan negara terpenuhi.
“Sesuai informasi yang dihimpun anggota kami di lapangan, jagung ini nantinya akan didistribusikan ke Bulog melalui Kelompok Tani. Ini langkah yang sangat kami apresiasi. Dengan masuk ke Bulog, berarti petani Desa Beleka telah berkontribusi langsung dalam mendukung program pemerintah terkait ketahanan pangan nasional,” tegas Ipda Manda menutup keterangannya.
Kegiatan sambang desa dan monitoring ini diharapkan dapat menjadi model bagi wilayah lain di Kecamatan Gerung. Sinergi antara Polri, petani, dan lembaga pemerintah seperti Bulog merupakan kunci utama dalam menciptakan ekosistem pertanian yang sehat, menguntungkan petani, dan menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat luas.













