Di sisi lain, dia pun mengontrol diri untuk tidak menggunakan fasilitas dinas demi kepentingan pribadi. Dia mencontohkan semisal penggunaan mobil patroli.
“Saya tidak pernah memakai mobil patroli untuk kegiatan saya sehari-hari. Mobil dinas digunakan untuk datangi TKP, untuk melayani masyarakat,” pungkas dia.
Pada kesempatan berbeda, Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo menyampaikan benteng pertama Polri adalah para perwira yang bertugas di kewilayahan, terutama di bidang pelayanan publik. Mewakili Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Komjen Dedi berterima kasih kepada seluruh perwira Polri di garis terdepan yang telah bekerja sesuai dengan harapan masyarakat.
“Terima kasih kepada seluruh perwira yang menjadi garda terdepan pelayanan dengan tulus, semangat dan pengabdian,” tutur Komjen Dedi.
Di sisi lain, Komjen Dedi menerangkan Polri melalui Staf Sumber Daya Manusia (SSDM), terus berupaya memperkuat kualitas kepemimpinan lapangan. Hal ini menjadi prioritas penting dalam akselerasi transformasi Polri.
“Assessment digunakan sebagai peta pembinaan untuk memperkuat kemampuan perwira agar semakin responsif dan mampu membangun kedekatan yang konstruktif dengan masyarakat. Bukan untuk melemahkan moral personel,” terang Komjen Dedi.
Ia menyebut Polri membutuhkan pemimpin-pemimpin wilayah yang halus dalam pendekatan sosial dan komunikasi publik, bukan hanya kuat secara taktis.













