Lampung – Polri memperkuat sinergi keamanan berbasis masyarakat melalui pelaksanaan Apel Ojek Online Kamtibmas Polda Lampung yang dipimpin Wakapolri Komjen Pol Dedi Prasetyo mewakili Kapolri pada Rabu, 3 Desember 2025, di Lapangan Apel Mapolda Lampung. Apel yang dihadiri langsung Wakapolri ini melibatkan 900 driver ojek online dan menjadi penutup rangkaian Apel Ojol Kamtibmas Nasional 2025. Rangkaian ini sebelumnya digelar di empat Polda: pertama di Polda Metro Jaya pada 20 Oktober 2025 dengan melibatkan 10.000 driver ojol; kedua di Polda Jawa Timur pada 1 November 2025 dengan 4.425 driver; ketiga di Polda Jawa Barat pada 8 November 2025 dengan 5.000 driver; dan keempat di Polda DIY pada 21 November 2025 dengan 3.500 driver. Dengan pelaksanaan apel di Lampung, total peserta seluruh rangkaian apel mencapai 22.925 driver ojek online.
Dalam kegiatan ini, Wakapolri membuka acara dengan mengajak peserta mengheningkan cipta untuk korban bencana di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara, sebelum menyampaikan arahan strategis mengenai peran ojek online sebagai bagian dari sistem kewaspadaan dini. Meski kegiatan dipimpin Wakapolri, seluruh pernyataan kepada media disampaikan oleh Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Yuni Iswandari. Ia menegaskan bahwa kehadiran Wakapolri dalam apel ini menunjukkan perhatian Polri terhadap kemitraan bersama komunitas ojek online. Menurutnya, driver ojol memiliki peran penting dalam membantu Polri karena setiap hari berada di jalan dan berinteraksi langsung dengan masyarakat. “Para driver ojek online adalah mitra strategis Polri yang mampu memberikan informasi cepat dari lapangan. Kehadiran mereka menjadi bagian penting dalam menjaga keamanan, memberikan informasi kejadian, dan membantu mempercepat respons Polri, termasuk saat terjadi kecelakaan, kemacetan, maupun bencana,” ujar Kabid Humas.
Kombes Pol Yuni Iswandari juga menjelaskan bahwa Wakapolri dalam arahannya menekankan stabilitas ekonomi nasional yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 mencapai 5,04%, lebih tinggi dibanding Arab Saudi (5%), Tiongkok (4,8%), Singapura (4,2%), Amerika Serikat (2,1%), dan Australia (1,8%). Selain itu, sektor ekonomi digital Indonesia hampir mencapai nilai 100 miliar dolar AS atau naik 14% dari tahun sebelumnya, di mana sektor transportasi online dan layanan pesan-antar berkontribusi sebesar 10 miliar dolar AS atau meningkat 13% dibanding 2024. “Wakapolri menyampaikan bahwa capaian ekonomi digital tersebut tidak terlepas dari peran besar para pengemudi ojek online yang telah menjadi penghubung utama antara pelaku usaha dan masyarakat,” kata Kabid Humas.













