Lombok Barat, NTB – Polsek Labuapi, Polres Lombok Barat, Polda NTB, memastikan kelancaran pelaksanaan Tradisi Adat Nyongkolan di Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Dengan melibatkan personel keamanan, kegiatan adat tersebut berjalan aman, lancar, dan kondusif hingga selesai pada Sabtu sore, (7/12/2024)
Kapolsek Labuapi, Ipda I Nyoman Rudi Santosa, menegaskan komitmen kepolisian untuk memberikan pengamanan terbaik dalam mendukung pelestarian budaya lokal, Minggu (8/12/2024).
“Kami hadir untuk memastikan kegiatan adat ini berjalan tertib dan lancar. Tradisi seperti Nyongkolan ini adalah warisan budaya yang perlu dilestarikan, namun tetap harus dijalankan dengan memperhatikan ketertiban umum,” ujar Kapolsek.
Rangkaian Tradisi Adat Nyongkolan
Tradisi Nyongkolan merupakan salah satu adat khas Lombok yang identik dengan prosesi pengantaran pengantin dari rumah mempelai laki-laki ke rumah mempelai perempuan, atau sebaliknya. Kegiatan ini biasanya diiringi alat musik tradisional seperti Gendang Beleq dan kelompok musik lainnya, sehingga menciptakan suasana yang meriah namun tetap sakral.
Pada Sabtu sore sekitar pukul 17.10 WITA, kegiatan Nyongkolan dilakukan oleh warga dari Lingkungan Tegal, Kelurahan Swete, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Prosesi dimulai dari Jalur Lambat BIL II Dusun Kebun Sudak Desa Terong Tawah, dengan rombongan berjalan kaki sejauh 500 meter hingga tiba di rumah mempelai di Dusun Kebun Sudak. Prosesi ini melibatkan sekitar 150 peserta, dengan iringan Gendang Beleq dan Kecimol, menambah semarak tradisi yang dijalankan.
Pengamanan oleh Polsek Labuapi
Polsek Labuapi mengerahkan beberapa personel untuk melakukan monitoring dan pengamanan. Tim pengamanan terdiri dari Bhabinkamtibmas Desa Terong Tawah dan personel SPKT I Polsek Labuapi, yang ditempatkan di sepanjang rute prosesi.
“Pengamanan kami fokuskan pada titik-titik strategis seperti persimpangan jalan dan area sekitar lokasi acara untuk menghindari gangguan lalu lintas dan memastikan keselamatan peserta,” jelas Ipda I Nyoman Rudi Santosa.
Rombongan peserta yang berjalan kaki menggunakan jalan utama mendapat pengawalan ketat, terutama di jalur yang padat kendaraan. Kehadiran petugas di lapangan juga memastikan bahwa suara alat musik tradisional seperti Gendang Beleq dan Kecimol tidak mengganggu aktivitas warga sekitar.
Kegiatan berakhir pada pukul 18.00 WITA dengan laporan dari personel bahwa prosesi berjalan lancar tanpa insiden.
Apresiasi dari Masyarakat
Masyarakat menyampaikan apresiasi atas peran kepolisian dalam menjaga kelancaran kegiatan adat tersebut. Salah satu warga yang turut serta dalam prosesi menyatakan rasa terima kasih atas pengamanan yang diberikan. “Kehadiran polisi membuat kami lebih tenang saat menjalankan tradisi ini. Semoga kegiatan seperti ini terus mendapatkan dukungan,” ujar salah seorang peserta.