plbnews.web.id – Memahami golongan akun dalam neraca saldo adalah langkah penting bagi siapa pun yang ingin mempelajari cara perusahaan mencatat dan mengelola keuangan mereka. Dalam konteks akuntansi, neraca saldo adalah laporan yang menunjukkan saldo akhir dari semua akun yang dimiliki perusahaan pada akhir periode akuntansi.
Neraca saldo menjadi fondasi bagi laporan keuangan lainnya, seperti laporan laba rugi dan laporan perubahan posisi keuangan. Tetapi, tahukah Anda akun apa saja yang tercatat dalam neraca saldo dan bagaimana mereka berperan dalam menyusun laporan keuangan yang akurat?
Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai golongan akun yang tercatat dalam neraca saldo, dengan fokus pada akun riil dan akun nominal, serta bagaimana keduanya berbeda dan berfungsi dalam siklus akuntansi. Mari kita mulai dengan memahami konsep dasar yang harus Anda ketahui.
Apa Itu Neraca Saldo?
Neraca saldo adalah daftar yang menunjukkan seluruh saldo dari akun-akun yang ada dalam sistem pembukuan perusahaan pada akhir periode akuntansi. Saldo ini menunjukkan jumlah yang ada dalam setiap akun pada akhir periode tersebut dan digunakan untuk memastikan bahwa total debit dan kredit perusahaan seimbang.
Neraca saldo memiliki dua kategori utama, yaitu akun riil dan akun nominal, yang akan kita bahas lebih lanjut dalam artikel ini.
Golongan Akun dalam Neraca Saldo
Akun yang tercatat dalam neraca saldo dapat dibagi menjadi dua golongan utama: akun riil dan akun nominal. Keduanya memiliki fungsi dan cara pencatatan yang berbeda dalam pembukuan akuntansi.
1. Akun Riil (Akun Neraca)
Akun riil, juga dikenal sebagai akun neraca, merupakan akun yang memiliki saldo yang terbawa dari satu periode ke periode berikutnya. Artinya, saldo pada akhir periode akan dibawa dan digunakan pada periode berikutnya. Akun riil ini mencerminkan posisi keuangan suatu entitas pada suatu titik waktu tertentu.
Akun riil terbagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu:
- Aset (Harta)
- Kewajiban (Utang)
- Modal (Ekuitas)
Aset (Harta)
Aset adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan dan memiliki nilai ekonomi yang dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan di masa depan. Aset terbagi menjadi dua jenis utama: aset lancar dan aset tetap.
- Aset Lancar: Merupakan aset yang dapat dengan mudah diuangkan dalam waktu satu tahun atau kurang. Contoh: kas, piutang usaha, persediaan barang.
- Aset Tetap: Merupakan aset jangka panjang yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual. Contoh: tanah, bangunan, peralatan.
Saldo pada akun aset ini akan tercatat dalam neraca saldo dan akan dipindahkan ke periode berikutnya, mencerminkan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Kewajiban (Utang)
Kewajiban atau utang adalah hutang yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain pada masa depan. Kewajiban ini terbagi menjadi dua kategori:
- Kewajiban Jangka Pendek: Utang yang harus dibayar dalam waktu satu tahun atau kurang, seperti utang dagang atau utang bank.
- Kewajiban Jangka Panjang: Utang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun, seperti obligasi atau pinjaman jangka panjang.
Seperti halnya aset, saldo kewajiban ini juga akan dibawa ke periode berikutnya untuk menunjukkan utang yang masih harus dilunasi.
Modal (Ekuitas)
Modal, atau ekuitas, adalah hak pemilik atau pemegang saham atas aset perusahaan setelah dikurangi dengan kewajiban. Modal menunjukkan nilai perusahaan yang dimiliki oleh pemiliknya dan juga mencakup laba ditahan, yang merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham tetapi ditahan untuk digunakan kembali dalam operasi perusahaan.
2. Akun Nominal
Berbeda dengan akun riil yang saldo akhirnya dibawa ke periode berikutnya, akun nominal adalah akun yang hanya mencatat transaksi dalam periode tertentu dan tidak memiliki saldo yang terbawa ke periode berikutnya. Akun ini digunakan untuk mencatat transaksi yang terjadi dalam laporan laba rugi.