Hal ini memungkinkan mereka untuk berbagi cerita dan perasaan dengan teman-teman mereka tanpa harus bertatap muka, yang mungkin terasa lebih nyaman bagi mereka.
Pengaruh teman sebaya juga semakin besar seiring dengan perkembangan usia anak. Dalam banyak kasus, anak merasa lebih terpengaruh oleh pendapat teman mereka daripada oleh orangtua mereka.
Bahkan, pada beberapa kasus, anak mungkin merasa bahwa berbicara dengan teman-teman mereka memberi mereka rasa keterhubungan sosial yang lebih kuat, sementara berbicara dengan orangtua mungkin dianggap kurang menarik atau kurang relevan.
4. Perbedaan Cara Komunikasi Antara Orangtua dan Anak
Perbedaan cara berkomunikasi antara orangtua dan anak juga dapat berperan dalam kecenderungan anak untuk lebih nyaman bercerita dengan teman. Orangtua cenderung berbicara dari posisi yang lebih dominan, sering kali memberikan instruksi atau nasihat, sedangkan teman sebaya berkomunikasi dalam cara yang lebih setara.
Anak-anak mungkin lebih menyukai gaya komunikasi yang lebih kasual dan santai yang sering ditemukan dalam percakapan dengan teman-teman mereka.
Di sisi lain, orangtua mungkin secara tidak sadar menggunakan bahasa yang mengarah pada kontrol atau pemeriksaan, yang dapat membuat anak merasa diawasi atau terintimidasi. Ini bisa menjadi penghalang besar bagi anak untuk merasa nyaman berbicara dengan orangtua mereka.
5. Pengaruh Lingkungan dan Pendidikan Keluarga
Lingkungan keluarga juga memainkan peran penting dalam bagaimana anak berinteraksi dengan orangtua dan teman-teman mereka. Dalam keluarga yang menerapkan pola asuh yang lebih terbuka dan mendukung, anak cenderung merasa lebih nyaman untuk berbicara tentang perasaan atau masalah mereka.
Namun, dalam keluarga yang menerapkan pola asuh yang lebih otoriter atau penuh dengan ekspektasi yang tinggi, anak mungkin merasa tertekan dan enggan untuk bercerita.
Selain itu, tingkat kedekatan emosional antara orangtua dan anak juga berpengaruh. Orangtua yang lebih terlibat secara emosional dalam kehidupan anak, yang mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa menghakimi, cenderung menciptakan hubungan yang memungkinkan anak merasa lebih nyaman untuk terbuka.
Sebaliknya, orangtua yang kurang terlibat dalam kehidupan emosional anak atau yang lebih sibuk dengan pekerjaan mungkin membuat anak merasa bahwa mereka lebih bisa menemukan dukungan dari teman-temannya.
6. Faktor Psikologis dalam Perkembangan Anak
Pada masa remaja, identitas diri dan pencarian jati diri menjadi fokus utama dalam perkembangan psikologis anak. Dalam proses ini, anak-anak berusaha untuk memahami siapa mereka, apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka berhubungan dengan dunia sekitar.