Gaya Hidup

Fenomena Mempersulit Diri, Cari Pengakuan?

×

Fenomena Mempersulit Diri, Cari Pengakuan?

Sebarkan artikel ini
Fenomena Mempersulit Diri, Cari Pengakuan?
Fenomena Mempersulit Diri, Cari Pengakuan? Image by katemangostar on Freepik

Dalam beberapa kasus, ini dapat berkembang menjadi kebutuhan berlebihan untuk mendapatkan persetujuan dari orang lain, baik itu melalui media sosial atau dalam interaksi kehidupan nyata.

2. Tekanan Sosial dan Perbandingan Sosial

Di era digital, tekanan untuk selalu tampil sempurna sering kali datang dari perbandingan sosial. Media sosial mempermudah seseorang untuk melihat bagaimana kehidupan orang lain, dan sering kali kehidupan orang lain tampak jauh lebih sempurna.

Ini memicu perasaan tidak cukup baik dan dorongan untuk mempersulit diri sendiri, berharap bahwa dengan melakukan hal tersebut, mereka bisa menyaingi atau bahkan mengalahkan apa yang orang lain tunjukkan.

3. Rasa Takut Akan Ketinggalan (FOMO)

FOMO, atau “Fear of Missing Out,” adalah fenomena yang semakin berkembang dalam dunia modern. Ketakutan ini muncul ketika seseorang merasa bahwa mereka ketinggalan sesuatu yang penting atau populer, sehingga mereka merasa perlu melakukan hal-hal ekstrim untuk menyesuaikan diri dengan standar sosial yang ditetapkan.

Hal ini bisa mendorong mereka untuk mengambil langkah-langkah yang lebih ekstrem atau mempersulit diri hanya untuk merasa terlibat dan mendapatkan perhatian.

4. Kebutuhan Akan Pencapaian Pribadi

Sebagian orang mungkin merasa bahwa mereka hanya akan dihargai atau diakui oleh orang lain jika mereka mengatasi tantangan besar atau mencapai tujuan yang tampaknya sulit.

Sebagai contoh, ada yang memilih untuk mengambil beban pekerjaan ekstra atau menghadapi tantangan besar yang sebenarnya tidak perlu mereka jalani, hanya untuk merasa lebih sukses di mata orang lain.

Akibat dari Memperumit Hidup Demi Pengakuan

Tentu saja, ada dampak negatif yang besar dari kebiasaan ini. Meskipun bisa memberi rasa puas sementara, perilaku ini sering kali membawa akibat jangka panjang yang merugikan. Berikut beberapa dampak yang bisa muncul:

1. Kehilangan Keseimbangan Hidup

Mempersulit diri sendiri demi pengakuan sering kali berujung pada ketidakseimbangan dalam hidup. Ketika seseorang terlalu fokus pada upaya untuk tampil sempurna atau menghadapi tantangan yang tidak perlu, mereka dapat mengabaikan aspek penting lainnya dalam hidup seperti kesehatan fisik dan mental, hubungan pribadi, atau bahkan kebahagiaan sehari-hari.

2. Stres dan Kecemasan yang Meningkat

Karena selalu berusaha untuk tampil lebih baik atau lebih sempurna, orang-orang yang terjebak dalam perilaku ini sering kali merasa tertekan. Stres ini datang dari ketidakmampuan untuk memenuhi harapan yang mereka buat sendiri atau harapan yang diletakkan oleh orang lain. Hal ini dapat berujung pada kecemasan, kelelahan, dan bahkan depresi.

3. Perasaan Kosong atau Tidak Puas

Meski mendapatkan perhatian dari orang lain atau pengakuan sementara, banyak orang akhirnya merasa kosong atau tidak puas. Ini karena pengakuan tersebut sering kali bersifat sementara dan tidak memberikan kepuasan jangka panjang. Alih-alih merasa lebih baik, mereka justru merasa semakin terperangkap dalam pencarian konstan akan validasi eksternal.

4. Hubungan yang Terpengaruh

Terkadang, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dapat merusak hubungan dengan orang lain. Teman-teman dan keluarga mungkin merasa kesal atau bahkan kecewa jika seseorang terlalu fokus pada diri mereka sendiri atau tidak dapat mengelola ekspektasi mereka dengan baik.