“Peningkatan kecepatan kendaraan ini tidak hanya akan mempermudah perjalanan, tetapi juga akan berkontribusi pada penghematan biaya logistik yang pada akhirnya akan berdampak pada harga barang dan efisiensi ekonomi,” jelas Khusairi.
Keberlanjutan dan Sentuhan Budaya Lokal
Selain manfaat fungsionalnya, proyek Underpass Joglo juga menonjolkan sisi keberlanjutan dan penghormatan terhadap budaya lokal. Di sepanjang jalur underpass, akan ada ruang terbuka hijau dengan penanaman 300 pohon sebagai bagian dari upaya menjaga keseimbangan ekologis.
Selain itu, ornamen dinding bertema “Kembang Edi Peni” yang mengusung motif batik akan memperkaya nilai estetika dan budaya Solo, menjadikannya sebuah simbol modernisasi infrastruktur yang tetap memegang teguh warisan budaya.
Menteri PU Dody berharap agar keberadaan Underpass Joglo nantinya tidak hanya berdampak positif bagi kelancaran lalu lintas, tetapi juga dapat memberikan dampak yang luas bagi perekonomian masyarakat sekitar.
“Simpang Joglo akan menjadi jalur utama, dampaknya pasti terasa. Bahkan, warung nasi liwet di sekitar sini akan lebih ramai,” tambah Dody, menyiratkan dampak ekonomi yang akan dirasakan oleh masyarakat setempat.
Proyek untuk Masa Depan Surakarta
Dengan segala manfaat yang ditawarkan, Underpass Joglo menjadi salah satu proyek besar yang diharapkan mampu mengatasi kemacetan lalu lintas di Surakarta.
Selain itu, proyek ini juga diharapkan dapat menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi, tidak hanya dalam sektor transportasi, tetapi juga sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitar kawasan tersebut.
Proyek ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk modernisasi infrastruktur di seluruh Indonesia, dengan tetap memperhatikan keseimbangan antara kemajuan dan pelestarian budaya lokal.
Sebagai solusi jangka panjang terhadap permasalahan kemacetan, Underpass Joglo diharapkan bisa menjadi contoh bagi pembangunan infrastruktur serupa di kota-kota lain di Indonesia.