Jakarta, Pada Selasa (19/11/2024), Forum Gambir Trade Talk ke-17 resmi dibuka oleh Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Fajarini Puntodewi. Forum tahunan ini mengangkat tema “Outlook Perdagangan Luar Negeri Indonesia Tahun 2025,” yang bertujuan untuk merumuskan strategi kebijakan perdagangan luar negeri demi mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam sambutannya, Fajarini menekankan pentingnya forum ini sebagai wadah untuk mendapatkan masukan strategis guna memperkuat sektor ekspor Indonesia, yang menjadi salah satu pilar utama perekonomian negara. “Forum ini penting sebagai ajang diskusi untuk merumuskan langkah-langkah kebijakan yang mendukung target pertumbuhan ekspor Indonesia,” ujar Fajarini.
Proyeksi Ekonomi Global dan Indonesia di Tahun 2025
Berdasarkan laporan terbaru dari World Economic Outlook yang dirilis oleh International Monetary Fund (IMF), proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2025 diperkirakan mencapai 3,2 persen. Sementara itu, sektor perdagangan global diperkirakan akan tumbuh sedikit lebih tinggi, yakni 3,4 persen. Namun, untuk Indonesia, proyeksi pertumbuhan ekonomi lebih optimistis, yakni mencapai 5,1 persen pada 2025, sedikit meningkat dari 5 persen pada tahun 2024.
Presiden RI, Prabowo Subianto, dalam berbagai kesempatan telah mencanangkan visi Indonesia Emas 2025, dengan target pertumbuhan ekonomi yang lebih ambisius, yakni sebesar 8 persen. Untuk mencapai hal tersebut, ekspor Indonesia perlu tumbuh antara 7 hingga 9,6 persen pada tahun depan.
“Ini menjadi tantangan besar, namun bukan sesuatu yang mustahil, mengingat potensi pasar Indonesia yang besar dan kemitraan internasional yang terus berkembang,” tambah Fajarini.
Tantangan Global yang Mempengaruhi Ekspor Indonesia
Meski ekspor kumulatif Indonesia hingga Oktober 2024 tercatat tumbuh sebesar 1,6 persen, Fajarini mengingatkan bahwa tantangan global tetap ada. Salah satunya adalah kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh Presiden Terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, yang berpotensi mempengaruhi hubungan perdagangan Indonesia dengan mitra utama seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
“Saat ini kita menghadapi tantangan yang cukup besar, seperti kebijakan perdagangan proteksionis yang bisa mengganggu hubungan dagang dengan negara-negara besar. Oleh karena itu, kita perlu strategi yang lebih adaptif dan inovatif untuk menghadapi perubahan dinamika pasar global,” jelas Fajarini.
Langkah Strategis Kemendag untuk Meningkatkan Ekspor
Fajarini mengungkapkan sejumlah langkah strategis yang akan diambil oleh Kemendag untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia. Salah satu strategi utamanya adalah penguatan pasar dalam negeri, dengan tujuan melindungi produk dan industri lokal serta konsumen Indonesia melalui kebijakan trade remedies. Selain itu, Kemendag juga berencana memperluas pasar ekspor dengan melakukan perundingan perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) dengan negara-negara mitra baru, seperti Uni Eropa, Peru, dan Kanada.