Opini

Seleksi BAZNAS NTB: Cermin Meritokrasi di Malam Lailatul Qadar

×

Seleksi BAZNAS NTB: Cermin Meritokrasi di Malam Lailatul Qadar

Sebarkan artikel ini

Namun, jalan menuju tujuan itu tak pernah mulus. Kabut tebal menyelimuti, seperti malam Lailatul Qadar yang disembunyikan Allah SWT dalam rahasianya. Ada oknum-oknum yang akan mencoba menutupinya, kepentingan-kepentingan yang akan berusaha membelokkannya, dan godaan-godaan yang akan menggoyahkan. Iqbal harus seperti orang yang beribadah di sepuluh malam terakhir Ramadhan tak kenal lelah, tak goyah oleh bisikan, tak menyerah meski tak tahu pasti kapan tujuan itu tercapai.

Transparansi adalah tanah subur yang dibutuhkan meritokrasi untuk tumbuh. Tanpa itu, visi Iqbal akan layu sebelum berkembang, seperti tanaman yang tak pernah mendapat air. Seleksi BAZNAS adalah fondasi pertama yang harus ia bangun dengan kokoh. Ia harus memastikan bahwa prosesnya tak ternoda, bahwa pilihan-pilihannya tak dicampuri oleh tangan-tangan kotor dari masa lalu, dan bahwa hasilnya benar-benar mencerminkan kompetensi, bukan kompromi.

Di awal masa jabatannya ini, Iqbal berdiri di persimpangan yang menentukan. Ia bisa menjadi penjaga status quo, membiarkan NTB tetap terbelenggu dalam cara-cara lama, atau ia bisa menjadi pelopor yang membawa tanah ini lebih dekat ke fitrah pemerintahan sejati: melayani rakyat dengan tulus, bukan melayani diri sendiri atau segelintir elit. Seleksi BAZNAS adalah titik awal untuk membuktikan pilihannya. Jika ia mampu menempatkan komisioner yang tak hanya cerdas tapi juga berintegritas yang bisa mengubah zakat menjadi alat nyata untuk mengusir kemiskinan—maka ia akan meletakkan batu pertama bagi NTB yang lebih baik.

Zakat, dalam tangan yang tepat, bisa menjadi air yang membasuh luka-luka sosial, yang menyirami tanah kering harapan, yang memberi kehidupan kepada mereka yang telah lama dilupakan.

Waktu akan menjadi saksi, dan rakyat akan menilai. Di malam-malam hening Ramadhan, saat doa-doa naik ke langit, ada harapan yang terucap harapan untuk NTB yang lebih jujur, lebih adil, lebih manusiawi. Seleksi BAZNAS adalah doa pertama yang harus dijawab Iqbal, sebuah langkah kecil yang bisa membawa dampak besar.

Semoga, seperti malam Lailatul Qadar yang membawa rahmat bagi mereka yang tekun mencarinya, kepemimpinan Iqbal dalam proses ini pun membawa cahaya bagi tanah ini cahaya yang tak redup oleh bayang-bayang lama, cahaya yang meneran