BeritaPeristiwa

Kemarahan Warga Mesanggok Memuncak, Dum Truk Pengangkut Tanah Galian C Kembali Berulah, Infrastruktur Jalan Terancam.

×

Kemarahan Warga Mesanggok Memuncak, Dum Truk Pengangkut Tanah Galian C Kembali Berulah, Infrastruktur Jalan Terancam.

Sebarkan artikel ini
Photo ilustrasi Dum Truk/By_Google/PLBNEWS

Mesanggok, Gerung, Lombok Barat – Perseteruan antara warga Desa Mesanggok dan para pengemudi dum truk pengangkut tanah galian C kembali memanas. Setelah sempat mereda usai tuntutan warga pada 13 Januari 2025 yang melarang dum truk melintasi jalan desa, kini kendaraan-kendaraan berat tersebut kembali berulah, memicu amarah dan kekecewaan warga.

Alasan utama penolakan warga terhadap lalu lalang dum truk ini adalah kerusakan infrastruktur jalan Desa Mesanggok yang semakin parah. Jalan-jalan berlubang akibat tonase berat yang diangkut oleh dum truk mengganggu aktivitas warga dan membahayakan keselamatan para pengguna. Minggu, 16 Maret 2025

Menurut penuturan Pak Muh, seorang pengendara jalan sekaligus saksi mata pada saat kejadian, pada Pukul 14: 32 Wita tadi, aksi nekat para pengemudi dum truk kembali terlihat beberapa hari belakangan. “Ada sekitar 4 mobil pada dum truk pengangkut tanah galian C dari lokasi Batu Mulik yang melewati jalan Desa Mesanggok,” ujarnya.

Kehadiran kembali dum truk tersebut memicu reaksi spontan dari warga. “Beberapa warga langsung menyetop kendaraan-kendaraan itu dan memberikan peringatan keras untuk tidak melewati jalan ini lagi,” lanjut Pak Muh.

Namun, peringatan tersebut sepertinya tidak diindahkan. Keberanian para pengemudi dum truk melewati jalan Desa Mesanggok terus berlanjut, membuat kesabaran warga habis. “Warga pun geram dengan tingkah para dum truk. Sempat terjadi lemparan batu hingga keca pinu Dum Truk pecah yang  dilakukan oleh warga dikarenakan tingkah para dum truk kian nekat melewati jalan ini,” ungkap Pak Muh, menggambarkan suasana tegang saat itu.

Aksi spontanitas warga ini merupakan bentuk kekecewaan mendalam terhadap ketidakpedulian para pengemudi dum truk terhadap kondisi jalan di desa mereka. Selain itu, warga juga merasa diabaikan oleh pihak-pihak terkait yang seharusnya bertanggung jawab dalam menjaga dan memelihara infrastruktur jalan.***