Lombok Barat – Ancaman batu longsor di Dusun Egok, Desa Suka Makmur, menuntut perhatian serius dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Barat. H. Tohri, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapan, segera menyikapi insiden tersebut dengan laporan yang mendetail dan langkah-langkah mitigasi yang jelas. Rabu, 11 Desember 2024
Insiden batu longsor yang terjadi pada pagi hari setelah sholat subuh, tepatnya antara pukul 10.00 hingga 17.00, telah merusak sejumlah rumah warga. H. Tohri mengungkapkan, batu yang bergeser sejauh satu meter dari tembok rumah tersebut masih berada dalam area berbahaya, yang menuntut penanganan segera. “Kami tidak bisa memecah batu tersebut sendiri,” tegas H. Tohri, menyoroti keterbatasan sumber daya yang dimiliki.
Kekhawatiran H. Tohri semakin meningkat setelah menerima informasi akan adanya potensi jatuhnya enam batu besar dari atas bukit keesokan harinya. Dalam pendekatan proaktif, ia melakukan peninjauan langsung ke lokasi dengan staf untuk menganalisis situasi. Hasilnya, ditemukan empat batu yang dinilai sangat berbahaya, dan H. Tohri merekomendasikan kepada pihak dusun untuk segera melakukan pemecahan. “Kami menghadapi tantangan terbesar berupa pendanaan untuk pemecahan batu ini,” ujarnya.
Sebagai solusi, H. Tohri menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara pihak dusun dan pimpinan untuk memohon anggaran. Dia mengingatkan adanya peraturan yang membolehkan penggunaan dana desa untuk penanganan bencana, sesuai dengan Peraturan Menteri Desa Nomor 8 Tahun 2022. “Kami berharap, dana tersebut bisa dialokasikan untuk keberlangsungan mitigasi bencana ini,” imbuhnya.
Di tengah situasi yang mengkhawatirkan, H. Tohri mengingatkan warga untuk waspada terhadap cuaca yang tidak menentu. “Kami menyerukan kepada warga untuk segera mengungsi ke tempat yang aman agar terhindar dari bahaya. Pemantauan 24 jam akan dilakukan untuk memberikan informasi terbaru,” tambahnya.
Sebagai respons terhadap situasi yang genting ini, H. Tohri menegaskan bahwa BPBD siap memberikan selengkapnya. “Kami telah menyiapkan bantuan untuk meringankan beban korban, yang mencakup spanduk, kayu, selimut, terpal, dan paket sembako,” katanya.
Bencana tanah longsor adalah ancaman yang nyata dan mendesak, tidak hanya bagi warga di Dusun Egok tetapi juga untuk seluruh daerah. H. Tohri menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah desa, masyarakat, dan semua pihak terkait untuk mengatasi situasi ini dengan aman dan efektif. “Dengan kolaborasi yang baik, kita bisa bersama-sama menghadapi dan mengatasi ancaman bencana ini,” tutupnya.
Dengan perhatian dan tindakan cepat yang diambil, diharapkan situasi di Dusun Egok bisa dikelola dengan baik, serta memberikan kepercayaan dan rasa aman bagi masyarakat setempat.***