Tips:
- Dengarkan tanpa menyela.
- Jangan langsung memberikan solusi, cukup pahami apa yang mereka sampaikan.
- Tunjukkan empati dengan cara yang sederhana.
4. Hindari Overthinking dan Overanalyzing
Salah satu kesalahan umum saat mendekati orang avoidant adalah terlalu banyak berpikir. Ketika mereka terlihat menjaga jarak, mungkin kamu merasa bingung dan bertanya-tanya apakah ada yang salah.
Namun, penting untuk diingat bahwa ini adalah sifat alami mereka, bukan karena mereka tidak peduli. Jangan terlalu fokus pada tindakan kecil mereka yang terlihat “dingin,” karena ini justru akan membuat kamu merasa stres tanpa alasan.
Tips:
- Jangan terlalu cepat menyimpulkan sesuatu.
- Fokus pada tindakan mereka secara keseluruhan, bukan pada detail kecil.
- Tetap tenang meskipun mereka terlihat pasif.
5. Bangun Kepercayaan secara Bertahap
Kepercayaan adalah kunci dalam hubungan apa pun, terutama jika pasangan kamu memiliki kepribadian avoidant. Mereka mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mempercayai seseorang sepenuhnya.
Bangun kepercayaan secara bertahap dengan menunjukkan bahwa kamu konsisten dan dapat diandalkan. Jangan mencoba untuk mempercepat proses ini, karena hal tersebut bisa membuat mereka merasa tidak nyaman.
Tips:
- Jangan melanggar janji sekecil apa pun.
- Tunjukkan bahwa kamu adalah orang yang sabar dan dapat dipercaya.
- Biarkan mereka melihat bahwa kamu tidak akan memanfaatkan kerentanan mereka.
6. Jaga Komunikasi Tetap Ringan dan Santai
Orang avoidant cenderung lebih nyaman dengan komunikasi yang tidak terlalu emosional atau berat. Mereka mungkin merasa tertekan jika pembicaraan terlalu serius atau dalam.
Gunakan gaya komunikasi yang santai dan ringan untuk membuat mereka merasa lebih nyaman. Kamu bisa membicarakan hobi, hal-hal lucu, atau topik yang mereka sukai.
Tips:
- Kirim pesan singkat dan menyenangkan.
- Hindari drama atau pembicaraan emosional yang terlalu sering.
- Fokus pada percakapan yang membangun suasana positif.
7. Jangan Mengubah Mereka
Mungkin ada godaan untuk mencoba “memperbaiki” sifat avoidant pasangan kamu agar mereka lebih terbuka. Namun, ini bukan cara yang sehat dalam hubungan.
Hargai mereka sebagaimana adanya. Fokuslah pada bagaimana kalian bisa saling melengkapi daripada mencoba mengubah kepribadian mereka.
Tips:
- Terima sifat mereka dengan lapang dada.
- Jangan jadikan hubungan sebagai proyek untuk “memperbaiki” mereka.
- Tunjukkan bahwa kamu menyukai mereka apa adanya.
8. Kenali Batasan Kamu
Meski kamu ingin mendekati seseorang dengan kepribadian avoidant, pastikan bahwa kamu juga tidak mengorbankan kebutuhan dan kenyamanan diri sendiri. Hubungan yang sehat harus didasarkan pada keseimbangan antara kebutuhan kedua belah pihak.