Hal ini sering kali menyebabkan kita memilih pasangan yang sesuai dengan apa yang dianggap “ideal” dalam pandangan keluarga atau masyarakat, meskipun secara pribadi kita mungkin memiliki preferensi lain.
2. Pengaruh Teman dan Lingkungan Sosial
Tidak jarang, keputusan kita dalam memilih pasangan juga dipengaruhi oleh opini teman-teman atau kelompok sosial kita. Misalnya, seseorang yang bergaul dengan teman-teman yang sangat menyukai seseorang dengan gaya hidup tertentu atau pekerjaan tertentu.
Mungkin akan merasa terpengaruh untuk mengarah ke tipe pasangan yang sama, meskipun pada dasarnya mereka tidak terlalu tertarik dengan tipe tersebut.
Ketertarikan Fisik dan Biologis
Pernahkah Anda merasa tertarik pada seseorang tanpa alasan yang jelas? Ketertarikan fisik, meskipun sering dianggap sebagai hal yang sepele.
Ternyata memiliki dasar ilmiah yang kuat. Faktor biologis memainkan peran penting dalam pilihan pasangan kita, dan banyak dari keputusan ini sebenarnya terjadi tanpa kita sadari.
1. Feromon dan Ketertarikan Kimiawi
Beberapa studi menunjukkan bahwa kita cenderung tertarik pada pasangan yang memiliki keselarasan feromon dengan kita.
Feromon adalah zat kimia yang diproduksi oleh tubuh yang memengaruhi perilaku dan ketertarikan seksual. Proses ini terjadi tanpa kita sadari, dan sering kali kita merasa tertarik pada seseorang hanya karena ada kecocokan kimiawi yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.
2. Faktor Keturunan dan Genetik
Beberapa ahli percaya bahwa kita secara tidak sadar memilih pasangan yang genetiknya berbeda dengan kita, untuk meningkatkan peluang keturunan yang lebih sehat. Hal ini dikenal sebagai teori seleksi pasangan berdasarkan keanekaragaman genetik.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kita lebih tertarik pada orang yang memiliki sistem imun yang berbeda dari kita, yang mungkin bertujuan untuk menghindari penyakit genetik yang bisa diwariskan.
Pengalaman Masa Lalu dan Pengaruhnya terhadap Pilihan Pasangan
Sering kali, pengalaman pribadi atau kenangan masa lalu memengaruhi bagaimana kita melihat hubungan di masa depan. Jika seseorang pernah mengalami hubungan yang penuh konflik, mereka mungkin akan cenderung memilih pasangan yang bisa menawarkan stabilitas dan kedamaian.
Sebaliknya, seseorang yang merasa puas dengan hubungan sebelumnya yang penuh tantangan mungkin merasa tertarik pada pasangan yang memiliki karakteristik serupa.
1. Trauma dan Pengaruhnya dalam Pilihan Pasangan
Trauma emosional atau pengalaman negatif dalam hubungan sebelumnya dapat memengaruhi pilihan kita. Misalnya, seseorang yang pernah disakiti dalam hubungan asmara mungkin akan lebih berhati-hati dan cenderung memilih pasangan yang tampak lebih bisa dipercaya atau yang menunjukkan keseriusan sejak awal.
2. Polarisasi dan Preferensi Berulang
Di sisi lain, ada juga fenomena di mana kita cenderung memilih pasangan yang mirip dengan orang tua kita—baik itu dalam penampilan fisik, sifat, atau kebiasaan.