Hashtag juga digunakan untuk meningkatkan jangkauan dan memastikan bahwa orang lain bisa melihat mereka.
Hashtag seperti #SuksesTanpaBatas atau #PemimpinMuda adalah contoh dari cara narsisis untuk menegaskan posisi mereka dalam hierarki sosial.
8. Menciptakan Drama untuk Mendapatkan Perhatian
Narsisis sering kali menciptakan drama di media sosial untuk menarik perhatian. Mereka bisa saja memposting status ambigu yang seolah-olah mengisyaratkan masalah pribadi atau konflik, hanya untuk menunggu respons dari orang lain.
Ketika respons itu datang, mereka merasa lebih dihargai dan mendapatkan perhatian yang mereka inginkan.
Contohnya, postingan seperti “Terkadang hidup memberikan cobaan yang berat, tapi aku akan tetap kuat” bisa menjadi cara mereka untuk memicu rasa penasaran dan mendapatkan perhatian dari pengikut mereka.
9. Suka Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Jika seseorang terlalu sering membandingkan dirinya dengan orang lain di media sosial, ini juga bisa menjadi tanda narsisme. Narsisis sering merasa perlu untuk selalu lebih baik dari orang lain.
Mereka akan merasa tidak puas jika orang lain lebih sukses atau lebih terkenal dari mereka, dan ini bisa terlihat dalam cara mereka mengomentari atau memberi respons terhadap pencapaian orang lain.
Misalnya, seseorang yang sering mengatakan “Aku sudah mencapai lebih banyak daripada mereka pada usia yang lebih muda” atau “Kenapa mereka mendapatkan perhatian, padahal aku jauh lebih pantas?” menunjukkan kecenderungan narsistik.
10. Mereka Menunjukkan Perilaku “Suka Diperhatikan” yang Berlebihan
Bahkan dalam hal kecil, seorang narsisis akan berusaha menarik perhatian. Misalnya, jika mereka mengunggah sebuah cerita tentang kegiatan biasa seperti makan malam atau berolahraga, mereka akan berusaha agar setiap detail tampak istimewa.
Mereka bisa menggunakan filter atau musik yang dramatis untuk membuat momen tersebut tampak lebih menarik, padahal itu adalah kegiatan yang sangat biasa.
Di dunia yang semakin terhubung ini, mengenali tanda-tanda narsisme di media sosial menjadi penting agar kita bisa lebih bijak dalam berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita.
Meski demikian, penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang sering tampil di media sosial atau mencari perhatian memiliki sifat narsistik.
Namun, jika perilaku seseorang mengarah pada ciri-ciri yang telah dijelaskan di atas, mungkin itu saatnya untuk lebih berhati-hati dalam membangun hubungan dengannya.
Mengidentifikasi narsisme tidak selalu mudah, apalagi ketika semua orang berusaha untuk menampilkan versi terbaik dari dirinya di media sosial.