Kemapanan finansial memang penting, tetapi tidak boleh dianggap sebagai satu-satunya tolok ukur kemandirian. Kemandirian sejati melibatkan kemampuan untuk mengelola hidup secara menyeluruh, baik secara finansial, emosional, maupun mental.
Masyarakat perlu menyadari bahwa laki-laki mapan belum tentu mandiri, dan sebaliknya, laki-laki yang mandiri tidak selalu harus terlihat mapan. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat mendukung individu untuk berkembang secara holistik tanpa tekanan sosial yang berlebihan.