Jakarta – Pemerintah terus memperkuat langkah pengendalian inflasi di sektor pangan melalui implementasi Gerakan Pangan Murah (GPM) dan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Langkah strategis ini dirancang untuk memastikan ketersediaan bahan pangan dengan harga terjangkau serta distribusi yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, dalam acara pelepasan simbolis lima unit SPHP Mobile di Kantor Bapanas, Jakarta, pada Senin (2/12/2024), menyatakan bahwa keberadaan kendaraan ini menjadi salah satu solusi untuk menjangkau daerah-daerah terpencil yang sulit diakses.
“Hari ini, kami memberikan lima unit SPHP Mobile sebagai stimulus kepada daerah-daerah yang membutuhkan stabilisasi pasokan dan harga pangan. Ini penting untuk menjangkau masyarakat yang sebelumnya sulit terakses,” ujar Arief dalam keterangannya, menlansir dari InfoPublik.
SPHP Mobile: Solusi untuk Daerah Terpencil
Lima daerah yang menerima SPHP Mobile adalah Sumatra Barat, Jambi, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Kalimantan Tengah. Setiap unit kendaraan memiliki nilai pagu anggaran sebesar Rp400 juta dan dilengkapi dengan fasilitas toko berjalan yang menjual berbagai kebutuhan pangan pokok.
Arief menekankan pentingnya pengelolaan kendaraan ini secara optimal dan terjadwal. “Saya minta setiap hari ada jadwal pasti untuk SPHP Mobile ini, sehingga bisa menjangkau dua hingga tiga titik dalam sehari,” katanya.
Inisiatif ini mendapat dukungan positif dari berbagai pihak. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah, Dyah Lukisari, mengapresiasi bantuan ini sebagai upaya strategis untuk menjangkau wilayah yang sulit dijangkau. “Jawa Tengah sudah mengadakan 993 kali GPM di 35 kabupaten/kota. SPHP Mobile ini akan sangat membantu menjangkau daerah-daerah terpencil,” ungkapnya.
Lonjakan Poin Distribusi GPM
Gerakan Pangan Murah telah menunjukkan perkembangan signifikan selama beberapa tahun terakhir. Pada 2022, GPM diadakan di 442 titik di 30 provinsi dan 110 kabupaten/kota. Jumlah ini melonjak tajam pada 2023 dengan total 1.626 titik, meningkat sebesar 267 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga November 2024, GPM telah menjangkau 8.773 titik di 37 provinsi dan 478 kabupaten/kota, mencatat peningkatan hingga 439,5 persen dari 2023.
“Program ini terbukti efektif menekan fluktuasi harga pangan. Kolaborasi antara Bapanas dan berbagai stakeholder pangan terus diperkuat untuk memastikan kelancaran distribusi,” jelas Arief.
Ketersediaan Beras Stabil hingga 2025
Selain GPM, pemerintah juga mengandalkan program beras SPHP sebagai instrumen utama stabilisasi harga pangan. Hingga saat ini, stok beras yang dikelola Perum Bulog mencapai 1,9 juta ton dan diproyeksikan meningkat menjadi 2 juta ton pada akhir tahun. Pemerintah menargetkan distribusi 150 ribu ton beras SPHP per bulan selama periode Desember 2024 hingga Februari 2025.