Langkah Antisipasi: Penting untuk membicarakan peran masing-masing dalam rumah tangga sejak awal. Tentukan pembagian tugas yang adil berdasarkan kemampuan dan waktu masing-masing. Jangan ragu untuk saling membantu dan berbagi tanggung jawab, baik dalam pekerjaan rumah maupun dalam mendidik anak, jika sudah ada.
4. Ekspektasi yang Tidak Realistis
Setiap orang pasti memiliki harapan dan ekspektasi tertentu terhadap pasangan mereka. Namun, terkadang ekspektasi ini bisa tidak realistis. Salah satu pasangan mungkin berharap yang lainnya akan selalu sempurna, tidak pernah marah, atau selalu tahu apa yang diinginkan tanpa harus diberitahu.
Langkah Antisipasi: Ketahui bahwa tidak ada pasangan yang sempurna. Sebelum menikah, bicarakan ekspektasi masing-masing terhadap kehidupan pernikahan. Ketahui dan terima kekurangan masing-masing, serta jangan terlalu banyak menuntut satu sama lain. Ini akan membantu membangun hubungan yang lebih realistis dan penuh pengertian.
5. Masalah Seksual
Masalah dalam hubungan seksual adalah salah satu isu sensitif yang seringkali terabaikan sebelum menikah. Banyak pasangan merasa canggung untuk membicarakan hal ini sebelum pernikahan, namun ketika sudah menikah, perbedaan dalam keinginan dan frekuensi hubungan seksual bisa memicu konflik.
Langkah Antisipasi: Untuk menghindari masalah ini, bicarakan preferensi seksual dan keinginan masing-masing dengan terbuka. Setiap pasangan perlu merasa nyaman untuk berbicara tentang kebutuhan mereka tanpa rasa malu atau takut dihukum. Memiliki komunikasi yang terbuka dalam hal ini dapat mencegah banyak konflik di masa depan.
6. Pengaruh Keluarga Besar
Kehidupan setelah menikah tidak hanya melibatkan pasangan, tetapi juga keluarga besar. Banyak pasangan muda yang merasa tertekan oleh intervensi keluarga, baik itu dari orang tua atau saudara-saudara mereka. Perbedaan cara pandang tentang bagaimana menjalani kehidupan rumah tangga sering kali menjadi sumber konflik, terutama jika ada tekanan untuk mengikuti tradisi keluarga tertentu.
Langkah Antisipasi: Tentukan batasan dengan keluarga besar sejak awal. Buat kesepakatan dengan pasangan tentang seberapa banyak pengaruh keluarga dalam kehidupan rumah tangga. Ini akan membantu menghindari intervensi yang berlebihan dan menjaga keharmonisan dalam pernikahan.
7. Kurangnya Waktu Berkualitas Bersama
Pernikahan sering kali diwarnai dengan rutinitas pekerjaan, kegiatan sosial, dan aktivitas lainnya yang menyita waktu. Pasangan bisa saja merasa kehilangan kualitas waktu bersama, yang bisa menyebabkan ketegangan. Ketika pasangan terlalu sibuk dengan pekerjaan atau kegiatan lainnya, kedekatan emosional bisa terganggu.