plbnews.web.id – Pertanyaan tentang tujuan hidup manusia selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas, baik dalam percakapan santai antara teman maupun diskusi serius dalam berbagai forum.
Setiap orang pasti pernah bertanya-tanya, apa sih sebenarnya tujuan hidup kita di dunia ini? Apakah hidup hanya tentang bekerja, mencari uang, atau ada hal yang lebih besar dan mendalam yang harus kita temukan?
Di artikel ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai apa yang mungkin menjadi tujuan hidup manusia, melihat dari berbagai perspektif yang ada, dan bagaimana kita bisa lebih sadar akan makna hidup.
1. Mencari Makna Hidup dalam Kehidupan Sehari-hari
Seringkali kita terlalu sibuk dengan rutinitas harian yang menuntut untuk bisa bertahan hidup—bekerja, belajar, membayar tagihan, dan memenuhi kebutuhan.
Namun, apakah itu cukup? Apa tujuan akhir dari semua itu? Seringkali, saat kita merasa lelah dan mulai berpikir lebih dalam, muncul pertanyaan: “Kenapa kita hidup?”
Bagi sebagian orang, mencari makna hidup bisa datang dari hubungan dengan orang lain, seperti keluarga dan teman. Kehadiran orang-orang terdekat bisa menjadi alasan kuat untuk terus maju, meskipun dunia luar penuh dengan tantangan.
Selain itu, banyak yang merasa bahwa tujuan hidup mereka adalah untuk memberikan dampak positif bagi orang lain—entah itu melalui pekerjaan mereka, kontribusi sosial, atau hanya sekadar berbagi kebahagiaan dengan orang lain.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa makna hidup juga bisa ditemukan dalam pencapaian pribadi. Menjadi lebih baik dari hari ke hari, mencapai tujuan karier, atau menjalani hobi yang membawa kebahagiaan adalah bagian dari pencarian makna yang tak kalah penting.
2. Tujuan Hidup dari Perspektif Filosofis
Dalam banyak tradisi filosofi, tujuan hidup manusia seringkali dikaitkan dengan pencarian kebahagiaan dan pemahaman diri. Filosof terkenal seperti Socrates dan Aristotle telah mengemukakan bahwa tujuan hidup adalah untuk mencapai eudaimonia, atau kebahagiaan sejati yang berasal dari kehidupan yang bermakna.
Dalam hal ini, kebahagiaan bukan hanya soal kesenangan sementara, melainkan kepuasan yang mendalam dengan diri sendiri, pencapaian tujuan hidup, dan kontribusi terhadap masyarakat.
Di sisi lain, eksistensialisme, yang dipopulerkan oleh filsuf seperti Jean-Paul Sartre, mengajarkan bahwa hidup pada dasarnya tidak memiliki tujuan yang jelas atau bawaan.
Setiap individu diberi kebebasan untuk menentukan tujuannya sendiri. Jadi, dalam pandangan ini, tujuan hidup tidaklah ditentukan oleh kekuatan eksternal, melainkan oleh pilihan dan keputusan pribadi.