Dalam telemarketing, Anda bisa menerapkan prinsip ini dengan memberi tahu prospek bahwa penawaran Anda hanya berlaku dalam jangka waktu terbatas.
Contohnya, Anda bisa mengatakan, “Kami hanya memiliki 10 slot untuk diskon 20% ini, dan saat ini sudah ada 7 pelanggan yang mendaftar. Jadi, hanya tersisa 3 slot lagi.” Teknik ini memanfaatkan rasa takut kehilangan (FOMO) yang bisa mendorong prospek untuk segera melakukan keputusan pembelian.
4. Teknik “Reciprocity”: Memberikan Sebelum Meminta
Prinsip reciprocity atau timbal balik adalah teknik psikologis yang sangat kuat dalam hubungan manusia. Secara alami, orang merasa terdorong untuk membalas budi jika mereka menerima sesuatu dari orang lain.
Dalam telemarketing, Anda bisa memanfaatkan prinsip ini dengan memberikan sesuatu terlebih dahulu, sebelum meminta sesuatu sebagai balasannya.
Sebagai contoh, Anda bisa menawarkan ebook gratis, diskon percakapan pertama, atau konsultasi gratis. Setelah memberikan nilai awal tersebut, prospek akan merasa lebih terdorong untuk melanjutkan percakapan atau melakukan pembelian sebagai bentuk timbal balik.
5. Teknik “Anchoring”: Mengatur Ekspektasi dengan Harga
Teknik anchoring adalah prinsip psikologis yang melibatkan penetapan titik referensi (anchor) untuk mempengaruhi keputusan seseorang. Dalam telemarketing, Anda bisa menggunakan harga sebagai anchor untuk menilai nilai produk atau layanan.
Misalnya, jika Anda menjual produk yang sebenarnya berharga Rp 1 juta, Anda bisa memulai percakapan dengan menyebutkan harga lebih tinggi terlebih dahulu, seperti “Biasanya harga produk ini mencapai Rp 2 juta, tetapi karena Anda adalah pelanggan baru, kami memberikan diskon khusus.”
Dengan cara ini, harga yang lebih rendah (Rp 1 juta) akan terasa lebih terjangkau dibandingkan dengan harga yang lebih tinggi yang disebutkan di awal, meskipun harga tersebut sebenarnya tidak relevan.
6. Teknik “Mirroring”: Mencocokkan Nada dan Bahasa
Mirroring atau mencocokkan adalah teknik di mana Anda meniru nada suara, kecepatan bicara, atau kata-kata yang digunakan oleh prospek Anda. Teknik ini dapat membangun rasa keterhubungan dan meningkatkan kepercayaan, karena orang cenderung merasa lebih nyaman dengan orang yang berbicara atau bertindak mirip dengan mereka.
Sebagai contoh, jika prospek Anda berbicara dengan suara yang lebih cepat dan penuh energi, Anda bisa menyesuaikan gaya bicara Anda agar lebih cepat dan bersemangat. Sebaliknya, jika mereka berbicara dengan lebih tenang, Anda bisa menyesuaikan diri dengan kecepatan yang lebih lambat.