Lombok Barat, NTB – Dalam rangka menjaga situasi kamtibmas yang kondusif menjelang pemilu tahun 2024, Satgas Preemtif Polres Lombok Barat, Polda NTB, melakukan kegiatan edukasi.
Kepada dua komunitas di wilayah hukumnya, yaitu komunitas sopir truk Jawa – Lombok dan komunitas dep collector (DC) FIF.
Kegiatan edukasi ini dipimpin langsung oleh Kasat Binmas Polres Lombok Barat, AKP Daniel Ibi Lona, S.Sos. Merupakan bagian dari Subsubsatgas Edukasi (Binmas) Satgas Preemtif. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 19 Desember 2023, di dua lokasi berbeda.
Komunitas Sopir Truk Jawa – Lombok
Di lokasi pertama, yaitu di kantor Komunitas Sopir Truk Jawa – Lombok, AKP Daniel Ibi Lona memberikan penjelasan tentang tahapan pemilu tahun 2024. Mulai dari pendaftaran calon, kampanye, pemungutan suara, hingga penghitungan suara.
Ia juga memberikan himbauan kamtibmas kepada para sopir truk, agar tidak fanatisme berlebihan kepada salah satu pasangan calon (paslon). Ataupun calon legislatif (caleg), yang dapat menimbulkan disharmonisasi dan polarisasi di masyarakat.
“Kami mengajak para sopir truk untuk menggunakan hak pilihnya secara cerdas dan bijak. Tanpa terpengaruh oleh isu-isu yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya.
Juga mengingatkan mereka untuk turut serta menjaga situasi kamtibmas tetap kondusif menjelang pemilu tahun 2024. Dengan tidak terlibat dalam aksi-aksi yang dapat mengganggu ketertiban umum, seperti konvoi, sweeping, atau intimidasi,” ujar AKP Daniel Ibi Lona.
Edukasi Komunitas FIF Cabang Lembar
Di lokasi kedua, yaitu di kantor FIF Cabang Lembar, AKP Daniel Ibi Lona kembali memberikan edukasi tentang tahapan pemilu tahun 2024.
Kali ini kepada komunitas dep collector (DC) FIF, yang merupakan pegawai yang bertugas menagih kreditur yang bermasalah dalam pembayaran.
Ia juga memberikan himbauan kamtibmas yang serupa, agar tidak fanatisme berlebihan kepada salah satu paslon atau caleg. Serta ikut menjaga situasi kamtibmas tetap kondusif.
“Kami mengimbau para DC FIF untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan dan etika yang berlaku. Tanpa menggunakan kekerasan atau ancaman kepada kreditur yang bermasalah,” himbaunya.
