Kesehatan

Tidur Cukup Tapi Masih Ngantuk? Begini Penjelasannya

×

Tidur Cukup Tapi Masih Ngantuk? Begini Penjelasannya

Sebarkan artikel ini
Tidur Cukup Tapi Masih Ngantuk, Begini Penjelasannya
Tidur Cukup Tapi Masih Ngantuk, Begini Penjelasannya. Image by freepik

plbnews.web.id – Mengantuk di siang hari adalah hal yang sering dialami banyak orang, bahkan ketika mereka merasa sudah cukup tidur semalam. Fenomena ini dapat memengaruhi produktivitas, konsentrasi, dan bahkan kualitas hidup seseorang.

Meskipun tidur yang cukup adalah faktor utama untuk memulihkan energi, terkadang rasa mengantuk yang berlebihan masih muncul meski durasi tidur sudah mencukupi.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa yang menyebabkan kita sering merasa mengantuk, dan apakah ada risiko atau bahaya yang perlu diwaspadai?

Pada artikel ini, kita akan membahas penyebab umum sering mengantuk meski sudah tidur cukup, serta dampaknya terhadap kesehatan jika tidak segera diatasi. Simak penjelasannya lebih lanjut.

Apa Itu Tidur Cukup?

Sebelum membahas lebih jauh, mari kita tentukan dulu apa yang dimaksud dengan tidur yang cukup. Menurut berbagai penelitian, durasi tidur yang cukup untuk orang dewasa adalah antara 7 hingga 9 jam setiap malam. Tidur yang cukup tidak hanya berhubungan dengan durasi, tetapi juga dengan kualitas tidur.

Tidur yang berkualitas berarti tidur dalam kondisi yang nyaman, tanpa gangguan, serta melalui fase tidur yang penting seperti REM (Rapid Eye Movement) dan deep sleep.

Namun, meski seseorang sudah tidur dalam durasi yang cukup, ada beberapa kondisi medis dan faktor tertentu yang dapat membuat rasa mengantuk tetap datang di siang hari.

Penyebab Sering Mengantuk Meskipun Tidur Cukup

1. Gangguan Tidur yang Tidak Terdeteksi

Penyebab paling umum dari rasa mengantuk yang berlebihan meski tidur cukup adalah gangguan tidur yang tidak terdiagnosis. Salah satu gangguan tidur yang paling banyak dialami adalah sleep apnea.

Sleep apnea adalah kondisi di mana saluran napas tersumbat sebagian atau seluruhnya saat tidur, menyebabkan sesak napas dan mengganggu tidur. Meskipun seseorang mungkin tidur selama 7 hingga 9 jam, tidur yang terganggu ini membuat mereka tidak mendapatkan tidur yang berkualitas.

Baca Juga :  6 Kebiasaan Sehat yang Bisa Kurangi Risiko Demensia

Gejala sleep apnea termasuk mendengkur keras, sering terbangun di malam hari, dan rasa lelah yang berlebihan setelah bangun tidur. Tanpa penanganan, sleep apnea dapat meningkatkan risiko hipertensi, stroke, dan masalah jantung.

2. Kualitas Tidur yang Buruk

Kualitas tidur yang buruk adalah faktor lain yang seringkali diabaikan. Meski seseorang tidur cukup, jika kualitas tidurnya buruk, tubuh tidak bisa mendapatkan pemulihan optimal. Faktor-faktor seperti lingkungan tidur yang bising, suhu yang tidak nyaman, atau gangguan dari perangkat elektronik (seperti ponsel dan komputer) bisa mengganggu tidur dan menyebabkan rasa kantuk yang berkepanjangan.

Tidur yang terganggu juga memengaruhi konsolidasi memori dan proses pemulihan tubuh. Oleh karena itu, meskipun durasi tidur tercukupi, kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan kelelahan di siang hari.

3. Pola Makan yang Tidak Seimbang

Asupan makanan yang buruk, terutama yang mengandung banyak gula dan karbohidrat sederhana, dapat mempengaruhi kualitas tidur dan menyebabkan rasa kantuk berlebihan.

Makanan berat sebelum tidur, seperti makanan yang tinggi lemak dan pedas, juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan mengurangi kenyamanan tidur.

Selain itu, konsumsi kafein dalam jumlah besar atau pada waktu yang tidak tepat dapat mengganggu siklus tidur dan menyebabkan rasa mengantuk berlebihan di siang hari.

Kondisi medis seperti defisiensi vitamin, terutama kekurangan zat besi atau vitamin D, juga dapat berkontribusi pada rasa lelah yang berlebihan meski tidur cukup.

4. Stres dan Kecemasan

Stres dan kecemasan dapat memiliki dampak besar pada kualitas tidur. Ketika seseorang mengalami stres tinggi, tubuh memproduksi hormon kortisol yang dapat mengganggu tidur.

Baca Juga :  Benarkah TWS Bisa Sebabkan Kanker Otak? Ini Penjelasannya

Bahkan jika seseorang tidur dalam durasi yang cukup, stres yang tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan gangguan tidur yang halus, mengarah pada rasa kantuk yang tidak wajar di siang hari.

Kecemasan juga dapat membuat seseorang terbangun di tengah malam, meskipun mereka tidak menyadarinya. Hal ini secara tidak langsung mengurangi kualitas tidur dan mengarah pada rasa mengantuk berlebihan.

5. Penyakit Tertentu

Beberapa penyakit medis dapat menyebabkan rasa kantuk meskipun tidur sudah cukup. Diabetes dan hipotiroidisme adalah contoh penyakit yang dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan kelelahan kronis.

Dalam kasus diabetes, fluktuasi kadar gula darah yang tinggi atau rendah bisa membuat seseorang merasa lelah dan mengantuk meski sudah tidur cukup. Sementara itu, hipotiroidisme dapat menyebabkan penurunan metabolisme tubuh yang berujung pada rasa lelah dan mengantuk sepanjang hari.

6. Pengaruh Obat-Obatan

Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan rasa kantuk meski tidur cukup. Obat-obatan seperti antihistamin, antidepresan, dan obat penenang seringkali memiliki efek samping yang dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan rasa lelah berlebih di siang hari.

Jika Anda merasa mengantuk terus-menerus, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengevaluasi obat yang sedang dikonsumsi.

7. Kurangnya Aktivitas Fisik

Gaya hidup yang kurang aktif dapat berkontribusi pada rasa kantuk meski tidur cukup. Ketika tubuh tidak cukup bergerak atau berolahraga, metabolisme tubuh bisa melambat, yang berujung pada rasa lelah yang berlebihan. Olahraga teratur membantu tubuh merasa lebih segar dan bertenaga, serta mendukung kualitas tidur yang lebih baik.

Apa Bahaya Sering Mengantuk?

Meskipun rasa mengantuk sesekali bukan masalah besar, jika rasa kantuk terus-menerus terjadi, ada beberapa bahaya yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Penurunan Kinerja dan Konsentrasi

Mengantuk di siang hari dapat memengaruhi produktivitas dan konsentrasi seseorang. Kualitas kerja dapat menurun, dan tugas-tugas sehari-hari menjadi lebih sulit untuk diselesaikan dengan baik. Ini dapat berdampak pada kinerja di tempat kerja atau sekolah.

Baca Juga :  Mengenal Sleep Divorce: Solusi Cerdas Untuk Tidur Tanpa Gangguan

2. Meningkatkan Risiko Kecelakaan

Kantuk yang berlebihan meningkatkan risiko kecelakaan, terutama bagi pengendara kendaraan bermotor. Mengantuk dapat memperlambat reaksi seseorang, meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan lainnya.

3. Gangguan Kesehatan Jangka Panjang

Penyebab kantuk yang tidak segera diatasi, seperti sleep apnea atau gangguan metabolisme, dapat berujung pada masalah kesehatan serius, seperti penyakit jantung, hipertensi, atau diabetes tipe 2. Jika tidak ditangani, gangguan tidur dan kelelahan kronis dapat memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Jika Anda merasa sering mengantuk meski tidur cukup, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasinya, antara lain:

  • Konsultasi dengan dokter untuk memeriksa kemungkinan gangguan tidur atau masalah medis lainnya.
  • Menerapkan kebiasaan tidur yang sehat, seperti tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan menghindari penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur.
  • Meningkatkan pola makan dengan asupan gizi yang seimbang dan menghindari makan berat sebelum tidur.
  • Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan energi dan kualitas tidur.

Mengantuk di siang hari meski tidur cukup bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gangguan tidur yang tidak terdiagnosis hingga stres atau pola makan yang buruk. Jika rasa kantuk ini mengganggu aktivitas sehari-hari, penting untuk segera mencari penyebab yang mendasarinya dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya. Tidur yang berkualitas dan gaya hidup sehat adalah kunci utama untuk menjaga energi tubuh tetap optimal sepanjang hari.