plbnews.web.id – Banyak orang berpendapat bahwa Gen Z mudah sekali merasa tertekan dan mencari cara untuk healing atau sembuh dari stres, bahkan untuk masalah yang tampaknya sepele.
Padahal mereka tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan hadirnya media sosial yang mendominasi kehidupan sehari-hari.
Tetapi, di balik segala kemudahan yang didapatkan oleh generasi ini, ada sisi lain yang tak bisa dipandang remeh, yakni tingginya angka depresi dan gangguan mental.
Lantas, apa yang menyebabkan generasi ini begitu rentan terhadap depresi? Mari kita telusuri lebih dalam.
1. Tuntutan Sosial yang Tidak Pernah Habis
Salah satu alasan utama mengapa Gen Z sering merasa tertekan adalah tekanan sosial yang datang dari berbagai arah. Mereka tumbuh dalam dunia yang serba terhubung, dengan informasi yang mengalir begitu cepat melalui media sosial.
Meskipun media sosial membuka peluang untuk berinteraksi dan terhubung dengan orang lain, ternyata hal ini juga membawa dampak negatif. Gen Z sering kali merasa harus memenuhi standar sosial yang tidak realistis, baik itu dalam hal penampilan, prestasi, hingga gaya hidup.
Di Instagram, TikTok, dan platform media sosial lainnya, tampak bahwa semua orang hidup dalam keadaan yang sempurna—dengan pekerjaan yang sukses, hubungan yang ideal, dan kehidupan yang menyenankan.
Padahal, kenyataannya tidak semua orang dapat memenuhi ekspektasi tersebut. Inilah yang menyebabkan Gen Z merasa cemas dan cenderung mengalami perasaan rendah diri, yang pada akhirnya mengarah pada depresi.
2. Keterhubungan Digital yang Membawa Stres
Media sosial memang menawarkan kemudahan untuk berkomunikasi, tetapi hal ini juga membuat Gen Z terjebak dalam pola pikir yang selalu terkoneksi. Setiap saat mereka merasa terhubung dengan teman, keluarga, bahkan orang yang tidak mereka kenal sekalipun, melalui ponsel mereka.
Keterhubungan yang berlebihan ini membuat mereka terpapar dengan berbagai masalah, baik itu isu sosial, politik, atau bahkan berita tragis yang terjadi di dunia.
Terus-menerus terpapar informasi ini bisa meningkatkan kecemasan dan perasaan tertekan. Bayangkan saja, setiap kali membuka aplikasi media sosial, Gen Z tidak hanya disajikan dengan konten hiburan, tetapi juga dengan berita yang bisa memicu stres dan kekhawatiran.
Ini adalah salah satu alasan mengapa banyak dari mereka merasa mudah cemas dan bahkan tertekan.
3. Pandemi yang Mengubah Segalanya
Pandemi COVID-19 menjadi momen yang sangat krusial dalam hidup Gen Z. Banyak dari mereka yang terpaksa menjalani pendidikan secara daring dan kehilangan momen-momen penting dalam hidup mereka, seperti kelulusan, pertemuan dengan teman-teman, atau bahkan pekerjaan pertama mereka.