Jakarta, Pemerintah Indonesia semakin serius dalam merealisasikan visi swasembada pangan yang telah diusung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Dengan target ambisius untuk tidak mengimpor beberapa komoditas pangan pokok pada tahun 2025, langkah strategis ini dipastikan akan membawa Indonesia lebih dekat pada kemandirian pangan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, usai menggelar Rapat Koordinasi Terbatas Penetapan Neraca Komoditas Pangan Tahun 2025 di Jakarta pada Senin, 9 Desember 2024.
Pemerintah Tegaskan Komoditas Pangan Pokok Tanpa Impor pada 2025
Dalam rapat koordinasi tersebut, Zulkifli Hasan mengungkapkan bahwa Indonesia akan bebas dari impor untuk beberapa komoditas pangan penting pada 2025.
“Berita gembira, kita tidak akan impor jagung untuk pakan ternak, garam untuk konsumsi, gula untuk konsumsi, dan beras untuk konsumsi. Nol impor,” ujar Zulkifli dalam pernyataannya yang diterima oleh InfoPublik.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya besar pemerintah dalam mencapai swasembada pangan. Zulkifli menegaskan bahwa target tersebut memerlukan kerja keras selama dua tahun ke depan.
“Insya Allah pada 2027, kita benar-benar swasembada pangan sesuai arahan Presiden. Political will beliau sangat kuat dalam mendukung kemandirian pangan,” tambahnya.
Semangat Presiden Prabowo untuk Kemandirian Pangan di Semua Daerah
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, turut menegaskan komitmen Presiden Prabowo dalam mendorong swasembada pangan hingga tingkat kecamatan.
Menurut Arief, Presiden Prabowo ingin memastikan bahwa seluruh daerah di Indonesia, dari provinsi hingga kecamatan, dapat fokus pada upaya menyiapkan dan meningkatkan produksi pangan domestik.
“Presiden ingin semua daerah fokus menyiapkan produksi pangan domestik. Hal ini penting agar kita tidak bergantung pada impor dalam memenuhi kebutuhan pangan,” ujarnya.
Arief juga menambahkan bahwa Indonesia telah berhasil mencatatkan surplus pada beberapa komoditas pangan yang sangat penting, antara lain daging ayam, telur ayam, dan bawang merah.
“Daging ayam ras kita surplus dengan produksi 3,8 juta ton dan kebutuhan 3,7 juta ton. Telur ayam juga surplus dengan produksi 6,3 juta ton dan kebutuhan 6,2 juta ton. Bawang merah pun demikian, dengan produksi 1,3 juta ton melampaui konsumsi 1,1 juta ton,” jelasnya.
Tantangan pada Komoditas Gula dan Beras
Meski beberapa komoditas pangan mengalami surplus, Arief mengungkapkan bahwa produksi gula konsumsi dan beras masih membutuhkan peningkatan. Pada tahun 2024, produksi gula domestik diperkirakan mencapai 2,4 juta ton, sementara konsumsi tahunan mencapai 2,8 juta ton.